1. Kelahiran dan Empat Puluh Tahun
Sebelum Kenabian
Nabi Muhammad SAW lahir di kota
Mekkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah (dinamakan tahun
Gajah karena pada saat itu pasukan bergajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman
Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah . Kemudian pasukan itu binasa seperti daun
yang dimakan ulat. Q.S Al-Fiil), bertepatan dengan 570 M. Sebagian besar
penduduk Mekkah menyemba berhala). Ayah beliau bernama Abdullah bin Abdul
Muthalib, dan ibu beliau bernama Aminah binti Wahab. Abdullah bin Abdul
Muthalib wafat ketika Rasulullah masih berada dalam kandungan. (Sebelum
kelahiran Nabi Muhammad, masyarakat hidup pada zaman Jahiliyah yaitu zaman
kebodohan. Sebagian besar penduduk Mekkah menyembah berhala)
Orang pertama yang menyusui beliau
setelah ibunya adalah Tsuaibah .Kemudian beliau disusukan kepada Halimah binti
Dzu’aib As-Sa’diyah hingga berumur 2 tahun, dan beliau diasuh Halimah selama 4
tahun.
Pada usia 6 tahun, nabi Muhammad
SAW, dibawa oleh ibunya berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib. Namun ketika
sampai di Abwa’, ibunya meninggal dan dimakamkan di Abwa’. Dalam perjalanan
tersebut ikut juga pengasuh beliau yang bernama Ummu Aiman. Kemudian
Rasulullah diasuh kakeknya, selama dua tahun.
Saat beliau berumur 8 tahun,
kakeknya meninggal dunia dan beliau di asuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia
12 tahun, Rasulullah di bawa berniaga oleh Abu Thalib bersama kafilah dagang ke
negeri Syam. Ketika tiba di Bashrah, beliau bertemu dengan pendeta
Nasrani yang bernama Bahira (Bukhira) yang mengatakan kepada Abu Thalib bahwa
kemanakannya memiliki tanda-tanda kenabian dan menyarankan agar Rasulullah
dibawa kembali pulang agar tidak dicelakai orang Romawi dan Yahudi.
Pada tahun ke-14 dari kelahirannya,
Rasulullah ikut dalam perang Fijar yang terjadi pada suatu tempat di antara
Nakhlah dan Thaif, antara kabilah Quraisy dan sekutunya Bani Kinanah melawan
Kabilah Qais ‘Ailan. Dalam hal ini Rasulullah ikut membantu paman-pamannya menyediakan anak
panah.
Pada Usia 25 tahun Rasulullah dipercaya membawa barang perniagaan milik
Khadijah binti Khuwailid untuk diperdagangkan ke negeri Syam. Kemudian
Rasulullah menikah dengan Khadijah. Putra –putri beliau dari perkawinan
dengan Khadijah adalah : Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah,
dan Abdullah. Semua putra beliau meninggal ketika masih kanak-kanak, sedangkan
putri beliau semua hidup pada masa Islam, namum meninggal semasa beliau masih
hidup, kecuali Fathimah yang meninggal dunia enam bulan setelah beliau wafat.
Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, kabilah Quraisy membangun kembali
Ka’bah yang rusak akibat banjir. Tatkala pengerjaan sampai kepada peletakan
Hajar Aswad, terjadi perselisihan tentang siapa yang paling berhak meletakkan
kembali Hajar Aswad ke tempat semula.Untunglah ada seorang yang bijaksana yaitu
Ummayah bin Mughirah dari bani Makzum. Atas usul Ummayah, mereka sepakat siapa
yang paling pertama masuk melalui pintu Shafa, ialah yang menjadi pemutus
perkara tersebut. Atas Kehendak Allah SWT, Rasulullah yang pertama
memasuki pintu tersebut, dengan gembira mereka menyeru Al Amin (orang yang
dapat dipercaya). Rasulullah membentangkan sehelai kain dan meletakkan Hajar
Aswad ditengahnya, lalu meminta agar semua kepala kabilah memegang ujung
selendang t dan mengangkatnya sampai ke tempat.
2. Dibawah Naungan Kenabian
Ketika usia Rasulullah mendekati 40
tahun beliau sering beruzlah (mengasingkan diri untuk memohon petunjuk kepada
Allah SWT) di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur. Tatkala usia beliau genap 40
tahun diangkat menjadi rasul dengan turunnya wahyu pertama surat Al-Alaq ayat
1-5 yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Rasulullah gemetar dan pulang menemui
istrinya Khadijah dan berkata “Selimuti aku, selimuti aku”. Kemudian
Khadijah membawa Rasulullah kepada pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal dan
Waraqah menyatakan yang datang kepada Rasulullah adalah malaikat Jibril.
a. Dakwah secara sembunyi-sembunyi (da’wah sirriyyah)
Dakwah secara sembunyi-sembunyi
berlangsung selama 3 tahun. Pada dakwah permulaan itu empat orang yang dekat
dengan Rasulullah menyatakan keislamanya, mereka disebut sebagai as-saabiquun
al- awwalluun (orang yang pertama masuk Islam). Mereka terdiri dari : Khadijah
(istri beliau), Abu Bakar Shiddiq (sahabat beliau), Ali bin Abi Thalib
(keponakan beliau), dan Zaid bin Haritsah ( mantan budak beliau).
b. Dakwah secara terang-terangan (da’wah jahriyyah)
Dakwah secara terbuka dilakukan
Rasulullah setelah mendapat perintah Allah SWT (Q.S Al Hijr ayat 94). Dakwah
pertama secara terang-terangan dilakukan di bukit Shafa dekat Ka’bah dan
mendapat cemoohan dari sebagian besar kaum Quraisy terutama pamannya sendiri
Abu Lahab (Q.S Al-Lahab).
c. Reaksi kaum Quraisy atas dakwah
Rasulullah
Beragam penindasan dilakukan kepada kaum muslimin ,antara lain :
- Ustman bin Affan digulung oleh pamannya dalam tikar kurma dan diasapi
dari bawah.
- Bilal, budak milik Umayyah bin Khalaf al-Jumahiy, lehernya dililit tali
dan diseret, ditindih dengan batu besar dan diletakkan di terik matahari lalu
dibebaskan oleh Abu Bakar.
Pada Tahun kelima kenabian,
Rasulullah memerintahkan kaum muslimin hijrah ke Habasyah (Ethiopia) untuk
menghindari penyiksaan kaum musyrikin. Raja Habasyah pada waktu itu adalah
Ashhimah an-Najasyiy.
Kekejaman kafir Quraisy semakin
menjadi-jadi. Pada tahun ke tujuh kenabian, kaum muslimin dan seluruh Bani
Hasyim serta bani Muthalib di asingkan di lembah Syi’ib. Kaum kafir Quraisy
memboikot segala hubungan antara umat Islam dengan pihak lain, sehingga kaum
muslimin menderita kelaparan. Pada tahun itu juga Rasulullah memerintahkan
untuk hijrah ke Habasyah yang kedua kalinya.
d. Masuk Islamnya Hamzah dan Umar bin Khattab
Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada prnghujung tahun keenam
kenabian, pada bulan Zulhijjah. Sebab keislamannya, dikarenakan
penyiksaan Abu Jahal kepada Rasulullah di bukit Shafa dan disampaikan
kepada Hamzah oleh budak perempuan Abdullah bin Jad’an. Keislaman Hamzah pada
mulanya sebagai pelampiasan harga diri seseorang yang tidak sudi keluarganya di
hina, namun Allah membuatnya cinta terhadap Islam dan menjadikan kebanggaan
kaum muslimin.
Tiga hari setelah Hamzah masuk Islam, Umar bin Khatab pun menyatakan
keislamannya.
Tahun kesepuluh kenabian istri
Rasulullah Khadijah dan pamanya yang selalu melindungi Rasulullah dari kaum
musyrikin yaitu Abu Thalib wafat. Tahun ini disebut tahun Amul Huzni (tahun
kesedihan).
Dakwah di Luar Kota Mekkah
Pada tahun Ke-10 kenabian Rasulullah
hijrah ke Thaif didampingi anak angkat beliau Zaid bin Haritsah.namun
dakwah beliau tidak mendapat sambutan yang baik, bahkan beliau di usir dan
dilempari oleh penduduk Thaif. Rasulullah tinggal 10 hari di Thaif dan kembali
ke Mekkah.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
Tahun ke-11 kenabian
terjadi peristiwa Isra’ Mikraj (Q.S Al-Israa ayat 1). Isra’ artinya
perjalanan Rasulullah pada malam hari, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di
Baitul Maqdis, Palestina. Mikraj artinya di naikkan ke langit tertinggi yaitu
dari Baitul Maqdis sampai ke Sidratul Muntaha. Perjalanan beliau ditemani oleh
malaikat Jibril dengan mengendarai Buraq. Pada peristiwa ini Rasulullah
menerima perintah shalat yang pada mulanya 50 rakaat sampai akhirnya 5
rakaat sehari semalam
Dari perjalanan Isra’ Mikraj ini Rasulullah mengalami kejadian yang
bervariasi :
- beliau ditawari susu dan arak, lalu beliau memilih susu.
- Beliau melihat 4 buah sungai di
surga, dua sungai nampak dan dua lagi tersembunyi. Yang tampak adalah sungai
Nil dan sungai Eufrat.
- Beliau melihat malaikat
Malik penjaga neraka yang tidak pernah tertawa.
- Beliau melihat para pemakan
harta anak yatim secara zhalim yang bibir mereka seperti bibir
unta,
mulut mereka dilempari sepotong api dari neraka
- Beliau melihat pemakan riba yang
perutnya buncit.
- Beliau melihat penzina diantara
mereka terlihat daging gemuk di tangannya dan disampingnya daging bernanah dan
busuk dan mereka memilih mamakan daging busuk dan bernanah.
- Beliau melihat rombongan niaga
penduduk Mekkah sepulangnya dan ketika pergi. Beliau menunjukkan kepada mereka
perihal unta mereka yang melarikan diri dan meminum air milik mereka. Air minum
itu berada di bawah wadah yang tertutup saat mereka tertidur. Hal ini yang
menjadi bukti kebenaran pengakuan beliau pada pagi hari dari malam Isra’.
Sahabat beliau Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra’ Mikraj manakala
orang-orang mendustakannya. Pada moment ini Abu Bakar dijuluki
Ash-Shiddiq (orang yang selalu membenarkan nabi).
Bai’at Aqabah Pertama
Pada tahun 12 kenabian datang 12
orang dari Yastrib yaitu suku Khazraj dan suku Aus menemui Rasulullah di bukit
Aqabah di Mina dan berbai’at (berjanji) akan setia kepada Allah SWT.
Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bai’atul Aqabah Pertama. Kemudian mereka
pulang ke Yastrib dan Rasulullah SAW mengutus Mush’ab bin Umair untuk
mengajarkan dan memberikan pemahaman tentang agama Islam.
Bai’at Aqabah Kedua (Bai’at Kubro)
Pada musim haji tahun ke-13 kenabian
datang lagi penduduk Yatsrib dengan jumlah yang lebih besar menemui Rasulullah
di Aqabah, sehingga peristiwa ini dikenal dengan Bai’atul Aqabah Kedua. Dalam
pertemuan dengan Rasulullah SAW mereka meminta dengan sungguh-sungguh agar
Rasulullah dan kaum muslimin hijrah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan menolong
dan melindungi seperti keluarga sendiri.
Hijrah ke Yatsrib
Rasulullah menyambut baik permintaan
kaum Yatsrib untuk hijrah. Beliau memerintahkan agar semua kaum muslimin hijrah
ke Yatsrib. Mereka hijrah secara sembunyi-sembunyi. Setelah hampir seluruh kaum
muslimin berangkat maka Rasulullah pun Hijrah ditemani Abu Bakar Shiddiq.
Blokade terhadap Kediaman Rasulullah
SAW.
Para kafir Quraisy yang telah
ditunjuk berdasarkan kesepakatan parlemen Mekkah “Daarun Nadwah”, berencana
ingin membunuh Rasulullah SAW. Mereka menunggu Rasulullah keluar tengah malam
untuk melakukan shalat di Masjidil Haram. Namun blokade ini gagal. Pada malam
itu Rasulullah memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat
tidurnya dan berselimut dengan burdah hijau milik Rasulullah
Sementara itu Rasulullah berhasil
keluar dan menembus blokade Kafir Quraisy. Beliau memungut segenggam tanah lalu
menaburkannya di atas kepala mereka. Ketika itu Allah telah mencabut pandangan
mereka sehingga tidak melihat Rasulullah SAW lewat. Sedangkan beliu menbaca
firman Allah (Surat Yaasiin.9).
Dalam perjalanan Rasulullah dan Abu
Bakar bersembunyi di Gua Tsur selam tiga malam.
Dalam perjalanan Rasulullah sempat
mendirikan sebuah masjid di Quba yang dinamakan masjid Quba. Inilah masjid yang
pertama didirikan sejak kenabian.
Saat memasuki Yatsrib beliau dan
rombongan muhajirin disambut gembira oleh penduduk Yatsrib. Sejak
saat itu kota Yatsrib diubah nama menjadi Al-Madinatul Munawarah yang dikenal
sampai sekarang dengan sebutan Madinah.
Tahapan Pertama di Madinah (Tahun 1 Hijriyah)
Mengawali langkah pertama pada tahun
itu Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin di rumah
Anas bin Malik. Kemudian secara bergotong royong membangun Masjid Nabawi.
Tahun itu juga turun wahyu yang mengizinkan kaum muslimin berperang
mempertahankan akidah dan memberla agama Allah SWT.
Tahun Ke-2 Hijriyah
Peristiwa bersejarah pada tahun ini antara lain :
- perubahan kiblat dari arah Baitul Maqdis Palestina ke Ka’bah Mekkah.
- pertama kalinya diwajibkan puasa Ramadhan.
- disyariatkan agar umat Islam menyelenggarakan shalat Idul Fitri setelah
puasa Ramadhan.
- ditetapka mengeluarkan zakat bagi yang mampu.
- terjadinya perang Badar Kubra.
Pada perang Badar pasukan kaum muslimin berjumlah 313 orang.
Rasulullah mengangkat Ibnu Ummi Maktum
sebagai penguasa sementara di
Madinah. Pasukan perang Badar di bagi 2 yaitu
;
- Al-Muhajirin dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib
- Anshar dipimpin oleh Sa’d bin Mu’adz.
Tahun Ke-3 Hijriyah
Peristiwa penting pada tahun ini adalah :
- Diharamkannya minuman khamar bagi
kaum muslimin.
- Peristiwa perang Uhud
yaitu perang antara kaum
muslimin dengan kafir Quraisy yang dendam atas kekalahan pada perang Badar.
Pada perang ini terbunuhnya “Singa
Allah”, Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketika pasukan Islam mencapai kemenangan,
terjadi kesalahan fatal dari pasukan pemanah (yang diperintahkan Rasulullah
tetap berada di bukit dalam situasi apapaun), mereka melihat pasukan Islam
sedang mengumpulkan ghanimah (harta rampasan perang) dan turun ikut
mengumpulkan ghanimah. Khalid bin al-Walid, pasukan musuh memanfaatkan
kesempatan untuk menyerbu pasukan kaum muslimin.
Tahun ke-4 Hijriyah
- disyariatkannya shalat khauf (shalat karena takut)
- diturunkannya wahyu tentang tayamum bila tidak ada air.
Tahun ke-5 Hijriyah
- diwajibkan haji bagi kaum muslimin yang mampu.
- terjadi perang Khandaq (perang Ahzab), yaitu perang dengan taktik
menggali parit sebagai benteng muslim di Madinah.
Tahun ke-6 Hijriyah
- terjadi Pejanjian Hudaibiyah
, yaitu perjanjia antara kaum muslimin dengan kafir Quraisy di desa Hudaibiyah
yang isinya :
* Penundaan haji bagi kaum muslimun
* Gencatan senjata selam 10 tahun antara kedua belah pihak
* Kebebasan memilih kelompok yang disukai (kelompok dalam
perjanjian Muhammad atau dengan pihak Quraisy).
* Siapa yang mendatangi Muhammad dari pihak Quraisy tanpa
izin walinya, harus dikembalikan lagi, jika yang melarikan diri dari pihak
Muhammad, maka tidak dikembalikan kepada beliau.
- Terjadi Bai’atur Ridwan, yaitu
sumpah setia kaum muslimin akan membela agama Islam sampai titik darah
penghabisan.
Tahun ke-7 Hijriyah
Terjadi perang Khaibar , yaitu
perang antara kaum muslimin dengan kaum kafir yang pernah menyerang Madinah
saat perang Khandaq.
Tahun ke-8 Hijriyah
- Terjadi perang Mu’tah, yaitu
perang antara kaum muslimin dengan bangsa Romawi yang menjajah wilayah utara
Jazirah Arab. Pada perang ini 3000 pasukan muslimin melawan 200000 prajurit.
Zaid bin Haritsah memegang panji peperangan (syahid) dan digantikan Ja’far bin
Abu Thalib ( syahid), digantikan Abdullah bin Rawahah (syahid), digantikan
salah satu “Pedang Allah”, Khalid bin Walid.
-
terjadinya Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah), yaitu peristiwa jatuhnya
kota Mekkah kepada kaum muslimin dan pengampunan Rasulullah SAW terhadap kaum
Quraisy. Saat masuk Masjidil Haram Rasulullah menghancurkan 360 buah berhala.
Waktu shalat tiba Rasulullah memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan Adzan di
atas Ka’bah.
Tahun ke-9 Hijriyah
- Kaum muslimin melaksanakan ibadah
haji yang dipimpin oleh Abu Bakar Shiddiq.
- Permulaan turunya surat Baraa’ah
(At-Taubah) mengenai pembatalan perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
- Penduduk Thaif masuk Islam.
Tahun ke-10 Hijriyah
- Rasulullah memimpin kaum muslimin
mengerjakan ibadah haji yang kemudian disebut haji Wada’ (haji perpisahan).
Ketika tiba di Arafah menjelang Zuhur, Rasulullah minta disiapkan unta beliau
yang bernama Al-Qashwa dan menyampaikan khotbah terakhir. Setelah Khatbah
turunlah surat Al-Maidah ayat 3, artinya : Pada hari ini telah Aku sempurnakan
bagimu agamamu dan Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku ridho Islam sebagai
agamamu.
Tahun ke-11 Hijriyah
Pada tahun ini Rasulullah wafat, di
rumah istri beliau Aisyah, waktu dhuha, Senin 12 Rabi’ul Awwal tahun 11
Hijriyah dalam usia 63 tahun di Madinah.
Istri-isri beliau :
- Khadijah binti Khuwailid.
Beliau menikah usia 25 tahun sedang Khadijah berusia 40
tahun.
- Saudah binti Zam’ah
dinikahi Rasulullah tahun 10 kenabian.
- ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Siddiq.
Dinikahi
Rasulullah bulan Syawal tahun 11 kenabian. Aisyah berumur 6 tahun, dan digauli
saat usia 9 tahun.
- Hafshah binti Umar bin Khathab
Dinikahi pada tahunke-3 Hijriyah
- Zainab binti Khuzaimah
Dijuluki Ummu Masakin (ibunya orang-orang miskin), karena
kemurahan dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin.Rasulullah menikahinya
tahun ke 4 Hijriyah.
- Ummu Salamah Hindun binti Abu Ummayah
Dinikahi Rasulullah tahun ke-4 Hijriyah
- Zainab binti Jahsy bin Rayyab.
Beliau sebelumnya dinikahi oleh Zaid bin Haritshah (anak
angkat rasulullah). Pernikahan ini terdapat dalam firman Allah surat
Al-Ahzab ayat 37
- Juwairiyah binti Al-Harits
Dinikahi pada tahun
ke-6 Hijriyah.
- Ummuh Habibah Ramlah binti Abu Sufyan.
Dinikahi bulan Muharram tahun ke-7 Hijriyah
- Shafiyah binti Huyay bin Akhthab.
Beliau tawanan
dalam perang Khaibar. Rasulullah menikahinya tahun ke-7 Hijriyah.
- Maimunah binti Al-Harits.
Dinikahi rasulullah bulan Zulkaidah tahun ke-7 Hijriyah.
Referensi :
- Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung, Muhammad dari Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul Haq, Jumadil Ula 1427H.
- Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar.
- Tim Bina Karya Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam, Erlangga, Kelas III, IV, dan V.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar