Kamis, 24 April 2014

Menguak Fakta Keberadaan Benua Atlantis Yang Hilang


Nama Atlantis sampai sekarang ini selalu menjadi Misteri sampai dengan kontroversi keberadaannya. Ada yang mengklaim bahwa Atlantis itu adalah sebuah benua dengan peradaban yang hebat pada masanya, ada juga yang bilang bahwa Atlantis itu adalah Indonesia.
Cerita mengenai keberadaan Atlantis ditemui dari cerita Plato dalam bukunya yang berjudul Tiameus dan Critias. Dalam buku itu Plato menceritakan ada sebuah peradaban yang hilang pada 9500 tahun sebelum masa hidup plato yang berarti 12000 lalu dari sekarang. Dan benua itu lenyap akibat gempa dan banjir dalam waktu sehari.
Adakah benar benua hilang dalam 1 hari? Percaya tidak percaya, Benua Atlantis itu adalah tidak ada alias fiktif. Mengapa demikian?
Keberadaan "Benua" Atlantis
Hingga awal abad 20 memang atlantis dipercaya pernah eksis di dunia ini, tetapi hingga munculnya teori lengseran benua atau pergeseran benua yang muncul pada tahun 1915 yang dicetuskan oleh Alfred Wegener yang menyatakan bahwa seluruh benua bergeser 5-10cm pertahun dan teori ini didukung oleh para ahli seismologi pada tahun 1960 dan hingga saat ini menjadi ilmu pengetahuan yang diyakini kebenarannya.
Dalam teori ini terbukti kalau amerika dan eropa terpisah secara perlahan selama 100juta tahun. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada ruang untuk benua atlantis yang di percaya berada di samudra atlantis.
Yang kedua adalah tidak adanya artifak, catatan sejarah, bekas bekas daratan dan lokasi pastinya, semuanya hanya ada pada gambaran plato saja. Dari beribu ribu diary pelaut, catatan pelayaran, hasil pencitraan sonar, hasil penelitian geologi, biologi, oseanografi, linguistik, arkeologi, penyelaman laut dalam, kapal selam tanpa awak dan gambaran satelit TIDAK ADA BUKTI PASTI keberadaan Atlantis yang di gembar gemborkan sebagai benua yang hilang. Sains tidak dapat menerima sesuatu tanpa bukti ilmiah yang kuat.
Di dukung juga oleh teori lempeng tektonik yang berhasil memetakan seluruh lempeng tektonik di planet ini dan tidak ada massa benua yang tersembunyi antara amerika dan eropa.
Sistem pencitraan satelit telah memetakan semua lantai samudera. Sistem scanner multipita ini telah memindah habis samudra atlantik dan hasilnya nihil. Dikedalaman 1500m hingga 2500m yaitu dasar samudera atlantik tidak ada bukti geseran massa dan bentuk kerak bumi dalam 15 ribu tahun terakhir.
Jadi tidak mungkin ada sebuah massa raksasa yang tenggelam lebih dari 1500 m tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Disinilah dengan bukti yang ada maka dapat dikatakan keberadaan "benua" atlantis yang banyak dipercaya orang itu tidak ada.
Atlantis Sebagai Pulau
Sebuah sudut pandang baru dan penelitian yang cermat setidaknya memberi petunjuk petunjuk baru keberadaan atlantis yang dimaksud oleh Solon.
Mari kita lihat luas dari atlantis yang dikatakan oleh plato, disana dijelaskan bahwa "terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (panjang = 600km), tetapi ditengah sekitar dua ribu stadia (lebar = 400km) dari ukuran inipun sebenarnya telah jelas bahwa Atlantis adalah sebuah pulau, bukan benua. Luas atlantis hanyalah 1/32 benua australia, benua terkecil di dunia.
Jadi tentu saja ini tidak menjelaskan perkataan plato yang berdasar catatan solon yang mengungkapkan bahwa luas atlantis adalah seluas gabungan libya dan asia kecil. Disinilah salah satu inkonsistensi deskripsi plato. Lalu kemungkinan kebenaran catatan solon yang "Atlantis lebih besar dari libya dan asia kecil" sebenarnya adalah "Atlantis berada diantara libya dan asia kecil" dimana dalam penulisan yunani 2 kata ini hanya berbeda 1 huruf.
Dan untuk penjelasan bahwa atlantis tenggelam antara 8000 - 9000 tahun sebelum plato tentu saja di luar penelitian yang sudah ada dimana beberapa cara beternak dan bercocok tanam dalam peradaban manusia baru ditemukan pada 6000 - 7000 tahun yang lalu.
Jadi yang paling masuk akal adalah Atlantis tenggelam 800 - 900 tahun sebelum Solon mengunjungi mesir, yaitu pada 1500SM
John V. Luce dalam bukunya Lost Atlantis: New light on an old legend berpendapat bahwa cerita plato mengenai atlantis sebenarnya cerita yang berdasar pada sudut pandang orang mesir. Ini berdasarkan fakta bahwa penyair athena, Solon pada abad ke-6SM saat berkunjung ke mesir bertemu dengan pendeta dari Sais yang menerjemahkan sejarah kuno tentang athena dengan daratan yang ditengarai sebagai atlantis.
Dicatat pada Papiri di heroglif mesir. Atlantis sendiri sebenarnya merujuk pada Egyptian Keiftu atau yang biasa disebut peradaban besar Minoan Crete, Keiftu sendiri tercatat pada teks teks mesir kuno sejak 3000SM hingga 1500SM.
Keiftu dalam bahasa mesir berarti "Pilar" dan nama ini sama dengan bahasa akkadia Kap-Ta-Ra yang berarti daratan diatas laut yang juga sama dengan yang disebut Caphtor dalam ibrani. Dalam teks mesir diterangkan bahwa keiftu adalah "isle of the great green" atau pulau ditengah hamparan hijau yang besar. Dan great green itu sendiri adalah sebutan untuk laut mediterania atau laut tengah dan pulau yang pernah ada dilaut tengah itu adalah Crete.
Ini terlihat sepertinya keiftu adalah sebuah tempat yang disebut pilar di ujung dunia yang menopang langit yang berada di minoan crete dan plato menyamakannya sebagai atlantis, diilhami dari Atlas, seorang dewa mitologi yunani yang menopang langit.
Lantas apakah benar ada bencana yang menenggelamkan Atlantis pada waktu itu?
Sekitar abad 17 - 16 SM ada sebuah aktifitas vulkanik yang sangat besar, dari hasil tes karbon 14 yang terakhir dilaksanakan menunjukkan umur 1620SM, erupsi ini mengakibatkan setengah dari pulau thera setengah bagiannya amblas kedalam laut dan juga menyebabkan adanya gempa yang memicu tsunami yang dahsyat hingga menyebabkan pulau crete hancur dan tenggelam dalam peristiwa itu.
Untuk bukti-buktinya silahkan lihat dibawah ini :
Kesamaan antara Crete dengan Atlantis
a. Atlantis berada dijalur menuju pulau pulau, ini sama dengan crete yang menjadi jalur antara cyclades dan yunani.
b. Pusat pemerintahan atlantis berada di sebuah bukit dengan jarak 50 stadia dari pinggir pantai. Ini sesuai dengan deskripsi knossos yang merupakan pusat pemerintahan crete.
c. deskripsi dari daratan atlantis cocok sekali dengan pantai bagian selatan crete.
d. Konstruksi konstruksi bangunan atlantis banyak kesamaan dengan knossos.
Ya kira-kira seperti itulah penelusuran yang bisa kita dapat, bisa diambil kesimpulan bahwa Atlantis itu lebih dekat dengan sebuah pulau berdasar dari bukti-bukti yang ada.
Bagaimana menurut pandangan anda? Silahkan berikan tanggapan anda mengenai menguak fakta keberadaan benua Atlantis yang hilang diatas.
Kebenaran datangnya dari Allah dan kesalahan datang dari Manusia sendiri. Semoga berguna.

Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?id=519692471376577&story_fbid=528533677159123

Memecahkan Rahasia “Benua yang Hilang”



Atlantis, Benua yang Hilang Akhirnya Ditemukan (Atlantis the Lost Continents Finally Found), demikian judul buku karya Prof Arysio Nunes dos Santos yang dirilis pada bulan Agustus 2005. Dalam buku ini ia menjelaskan Teori tentang Atlantis dengan menggunakan argumen yang sangat luas dan kuat, dari yang bersifat ilmiah ketat, seperti Geologi, Linguistik, dan Antropologi, hingga yang lebih misterius dan gaib (Okultisme, Simbolisme, Mitologi, dll.)

Dos Santos adalah seorang ilmuwan profesional dengan gelar PhD dalam fisika nuklir dan dosen lepas Kimia-Fisik. Penulis ini telah mendedikasikan dirinya dengan sangat intensif untuk mempelajari masalah Atlantis paling tidak selama 30 tahun terakhir hingga kini. Dialah orang pertama yang menghubungkan peristiwa bencana Zaman Es terakhir (11.600 tahun lalu) dengan bencana air bah yang melanda seluruh dunia serta kehancuran Atlantis. Prof Santos berhasil menemukan situs yang sangat memenuhi syarat sebagai lokasi Benua yang Hilang. Ini merupakan temuan situs yang tak tertandingi sebagai situs yang paling logis yang pernah diusulkan, dan yang paling cocok dengan semua fitur yang disebutkan oleh filsuf Yunani Plato, dan juga yang telah disebutkan melalui sumber-sumber yang lain.

Pembaca akan dihadapkan dengan suatu fakta kenyataan berdasar bukti-bukti yang sangat kuat mengenai segala macam hal yang berkaitan dengan keberadaan Atlantis. Dan karena ditulis oleh seorang ilmuwan terkenal yang kompeten, maka cukup untuk mengguncang keyakinan bagi siapa saja, bahkan bagi orang yang paling skeptis sekalipun.


Di mana ditemukannya Atlantis?
Secara tegas dinyatakan oleh Prof Santos melalui bukunya tersebut bahwa, lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11600 tahun yang lalu itu adalah Indonesia.
Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari para Dewa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran pun terus dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.

Pencarian dilakukan di samudera Atlantik, Laut Tengah, Karibia, sampai ke Kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah khayalan dari negeri dongeng semata.
Profesor Santos yang juga ahli Fisika Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah.


Lokasi yang benar secara meyakinkan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan Santos, adalah Indonesia. Profesor Santos mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi Atlantis selama hampir 30 tahun terakhir.
Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Komparative Mitologi. Bagi yang ingin mengetahui kualifikasi Santos secara lengkap dapat dilihat di alamat ini: http://atlan.org/author/resume.htm

Buku Santos ini yang diantaranya dipasarkan lewat ‘Amazon.com’ ternyata laris manis. Bahkan konon bukunya ini terlink ke lebih dari 400 buah situs di internet, dan website-nya sendiri menurut Santos hingga kini telah dikunjungi paling kurang sebanyak dua setengah juta pengunjung.

Bila pemerintah RI cukup tanggap dan peka, sebenarnya ini merupakan iklan gratis alias promosi untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke seantero jagat dengan tidak memerlukan dana kampanye serupiah pun.

Sebagaimana dapat diikuti dari website-nya, Plato menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat
diketahui secara pasti, apakah sang ahli filsafat ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fabel, science fiction, ataukah sebuah kisah sejarah yang sebenarnya. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut?


Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan merupakan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi dan transportasi yang baik, serta kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga yang sangat semarak.

Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius, egois dan hedonis. Para Dewa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang demikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu hingga ke dasar lautan.

Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang umumnya diceritakan dalam bahasa lokal (setempat).


Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es atau Zaman Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat. Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari spesies mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua spesies manusia, Neandertal dan Cro-Magnon.
Sebelum terjadinya bencana banjir menyeluruh itu, pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.

Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari jalur api ‘Ring of Fire’.

Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan gunung Toba). Sedangkan gunung lain yang disebut-sebut dalam kaitannya dengan kisah-kisah mitologi adalah gunung Semeru, gunung Agung, dan gunung Rinjani.

Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan membentuk sebuah kaldera besar yang sekarang menjadi selat Sunda yang memisahkan antara pulau Sumatera dan Jawa.

Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah di antara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, di antara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan.


Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) . Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut.

Gletser di kutub Utara dan Eropa kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter di atas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam di bawah permukaan laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.
Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi secara beruntun, dan disusul dengan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleistocene secara dramatis.


Dalam bukunya, Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dibanding saat ini. Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di garis khatulistiwa.
Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…” Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan.

Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.

Santos telah menduga hal ini lebih dari 20 tahun yang lalu sewaktu dia mencermati tradisi-tradisi suci dari Yunani, Roma, Mesir, Mesopotamia, Phoenicia, Indian-Amerika, Hindu, Budha, dan Judeo-Christian. Walaupun dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.

Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Arya dan Dravida. Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa, Asia dan ke Timur sampai ke Australia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.

Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, berbagai jenis metal, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya.
Jadi menurut Prof Santos, hanya Indonesia-lah yang sekaya ini.
 
Ketika bencana yang diceritakan di atas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, serta Amerika melalui selat Bering.

Suku Arya yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. Karena glatsier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka akhirnya bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestina, Afrika Utara, dan Asia Utara. Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.


Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi suci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut. Sedang suku Dravida yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia .
Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution. Bahasa-bahasa di seluruh dunia dapat ditelusur berasal dari Sanskerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik.

Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia. Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Yunani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain.

Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.
Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua Atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia.

Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternatif lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matriks yang disebutnya sebagai ‘Checklist’ (Silakan lihat di sini: http://atlan.org/articles/checklist/#checklist).


Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut Indonesia, teori Profesor Santos ini hingga sekarang ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia.

Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas dan kuat. Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun.
Contoh kecilnya, adalah perbandingan tentang orang Malaysia dan Indonesia; dimana 30-an tahun yang lalu mereka masih belajar dari kita, tapi sekarang mereka relatif sudah berada beberapa langkah di depan kita.

Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang Dia pergilirkan. Yang hidup mulia (berkuasa) pada suatu saat akan menjadi hina (tertindas), dan sebaliknya. “… dan Kami mempergilirkan sejarah yang berlaku di antara manusia ….” (Surat Ali ‘Imran: 140) “Maka setelah datang keputusan Kami, Kami jadikan yang di atas menjadi yang di bawah ….” (Surat Hud: 82). Inilah “Cakra Manggilingan”, atau Roda Kehidupan yang senantiasa berputar.

Profesor Santos masih akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna lebih banyak lagi mendapatkan bukti atas teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut Indonesia.
Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia? Bagaimana pula para pakar dan ilmuwan Indonesia dari pelbagai disiplin ilmu menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi yang sangat terhormat ini? Yakni Indonesia sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh dunia?

Sumber : http://latimojong.wordpress.com/2012/01/30/memecahkan-rahasia-benua-yang-hilang/

Misteri Kota Wentira (PALU)


Wentira atau Uwentira, merupakan nama sebuah kota misterius yang terletak di Sulawesi Tengah. Wentira bagi anda yang bukan warga asli Sulawesi tengah memang asing di dengar, di sini saya akan mencoba ceritakan kepada pembaca tentang kehidupan di alam wentira yang kalau di lihat dengan mata biasa hanyalah sebuah tikungan tajam yang merupakan jembatan, tugu dan sebuah pondok peristrahatan di pinggir jalannya. Akan tetapi bagi mereka yang sudah pernah masuk ke wilayah Uwentira, kota ini bagaikan kota termodern di dunia bahakan dianalogikan seperti Kota Paris di Perancis. Wentira ini terdapat di Kebun Kopi (lintas Trans-Sulawesi) Jl poros tawaeli – Toboli. Menurut keyakinan masyarakat setempat, yang disebut kawasan Wentira atau Uwentira adalah wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawasan kebun kopi, di jalan Trans Sulawesi poros Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah. Di sekitar sana tidak ada pemukiman penduduk hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi berwarna keputih-putihan ditandai dengan sebuah jembatan yang konon hanya orang yang mampu melihat hal-hal gaib-lah yang bisa melihat kalau ternyata jembatan itu juga merupakan pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan mistis Uwentira.


Tugu Uwentira Menurut orang Kaili (Suku asli di Sulteng) di jalan poros Tawaeli – Toboli tersebut ada satu jembatan yang sangat tua usianya. Konon katanya, masih buatan Belanda. Di sampingnya ada satu jembatan jembatan beton yang digunakan konon tahun 1980-an setiap kendaraan yg lewat wajib memberi kode lampu atau setidaknya klakson sebagai tanda permisi mau lewat. Hal tersebut dilakukan menurut warga setempat adalah sebagai tanda izin atau permisi untuk melewati gerbang kota uwentira tersebut.

Kawasan Uwentira yang terletak di Kebun Kopi ini dikenal cukup berat, menanjak dengan kemiringan tajam. Belum lagi sering terjadi longsor. Jembatan tua itu masih ada hingga kini, dan bahkan sekarang ada sebuah tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA UWENTIRA. Ngapa dalam bahasa Kaili berarti Kampung, Negeri atau Kota. Uwentira berarti tidak kasat mata. Jadi NGAPA UWENTIA berarti Kota UWENTIRA.

Bagaimana ciri-ciri fisik warga Uwentira, apakah bedanya dengan manusia seperti kita? Mungkin inilah pertanyaan yang muncul di benak pembaca, baiklah saya akan mengupas satu persatu misteri Uwentira ini.

Gambaran Kota uwentira Kisah Wentira : Kisah berikut agaknya sejalan dengan cerita yang saya dapatkan dari beberapa sumber di Palu maupun di luar Palu. Warga Uwentira tidak punya garis pemisah diatas tengah bibir, seperti layaknya manusia normal. Kota Uwentira pun di dominasi oleh warna Kuning ke-emasan baik itu gedung, kendaraan bahkan pakaian warga Uwentira di dominasi oleh warna tersebut. Bahkan ada beberapa kalangan menyebut Uwentira sebagai “Atlantis” yang hilang.

Berikut kisah nyata tentang kota Uwentira, Cerita ini  di angkat dari kisah nyata Azizah seorang wanita tomboi dan ibunya yang tinggal di Biromaru KAB.SIGI yang sedang bepergian meninggalkan kota Palu untuk berangkat ke kota Poso.

Pada saat itu mereka berangkat dari kota Palu menuju kota Poso pada jam 10 malam. Di tengah perjalanan ibu Azizah ngantuk berat dan tak bisa lagi untuk menahan rasa ngantuknya. Ibu Azizah berkata pada Azizah “Ijah ane mamala mengelo tampa maturumo ruru kita, naroyo gagamo mataku hi eva domo mamala kutaha” yang artinya “Ijah kalau bisa kita cari tempat tidur saja dulu, mama sudah gantuk sekali ini sudah tidak bisa mama tahan”. dan kebetulan pada saat itu Azizah sudah merasakan ngantuknya menjawab iye ma “iya ma”. Berselang 10 menit berjalan mengedarai motor mereka melihat sebuah Rumah Makan dan Tempat peristrahatan yang mewah di Kota yang begitu besar dan di diami oleh ribuan bahkan jutaan penduduk. kemewahannya mengalahkan kemewahan Rumah Makan dan Tempat peristrahatan yang pernah di kunjunginya di kota Palu dan besar kota itu seperti besar kota yang ada di luar negeri seperti Paris, tutur Azizah dan Ibunya. Mereka berduapun heran dan bertanya-tanya dalam hati kota apakah ini ? dengan memberanikan diri mereka menuju ke tempat peristrahatan itu kerana tidak tahan lagi ingin tidur. ketika mereka melangkahkan kaki menuju tempat peristrahatan tersebut Azizah di sapa oleh seorang aki-aki yang duduk di bawah pohon yang sangat besar (Pohon Nunu) dangan memakai pakaian yang sangat kotor. “Anda dari mana  dan mau kemana nak?” tanya aki. “saya dan ibu dari Palu mau pergi ke Poso jenguk keluarga yang sakit !! ” jawab Azizah. spontan aki itu memberikan iya nasihat, Hai anak mudah janganlah kau banyak-banyak meluangkan waktumu di Kota ini karena kota ini akan memintamu untuk tinggal di sini selamanya. Azizahpun terkejut dan bertanya kepada aki tersebut, ki apa nama kota besar ini ? aki menjawab nama kota ini dalah Kota UWENTIRA. setelah mendengar nama itu bulu kuduk Azizahpun merinding dan iya mulai menengokkan kepalanya di sisi demi sisi kota wentira tersebut. Setelah iya ingin bertanya lagi kepada aki itu di palingkannya kepalanya dan terkejut melihat aki sudah tidak ada entah tau kemana. Iyapun berlari kepada ibunya yang hendak baring di sofa empuk dan menarik ibunya untuk segera pergi dari tempat itu karena setelah mendengar nasihat aki tersebut iya paham bahwa kota ini bukan kota di alam nyata melainkan kotanya mahluk gaib. Ibunya terkejud dan bertanya Nakuya Ijah ? (Kenapa Ijah ?), ibunya bertanya berulang ulang kali tapi Azizah tdk menjawab 1 pun pertanyaan dari ibunya dan terus menarik ibunya untuk pergi dari tempat itu. Sebelum mereka meninggalkan Kota besar itu Azizah memberikan tanda denga merobek sehelai bajunya dan mengikatnya di sebuah pohon kecil yang berada di depan pintu masuk kota tersebut.

Setelah 2 hari di poso, merakapun pulang ke Palu.  saat mereka pulang dari Poso menuju Palu, di sepanjang perjalanan Azizah menengok kekiri dan kekanan. Ibunya bertanya “nakuya ijah ? dako pangane iko aga ngali hau ngali tumai kaupuna kita aga mapola ranjalu !!” artinya “ada apa Ijah ? dari tadi kau hanya tengok sana tengok sini terakhir kita hanya jatuh di jurang nanti !!”.
tidak ma ada yang mau saya lihat di sekitaran jalan yang kita lewati ini jawab Azizah. tak lama kemudian Azizah pun melihat kain baju yang di ikatkannya di pohon kecil di pintu masuk kota besar tersebut 2 malam yang lalu. dan iya terkejut ternyata keindahan kota yang mereka lihat 2 malam yang lalu hanyalah sebuah jembatan dan sebuah pondok peristrahatan yang kecil beserta hutan dan jurang yang berada di sekelilingnya. Iyapun hanya diam dan tidak brcerita apapun sepanjang perjalanan pulang kepalu. Hingga kini Azizah tidak bisa melupakan kejadian yang luar biasa dalam kehidupannya ini.

Sampai sekarang keanehan Uwentira tersebut masih di saksikan oleh bebrapa orang yang belum tahu cerita tentang UWENTIRA dan masi banyak kesaksian tentang besarnya Kota UWENTIRA.
Bagaimana tanggapan anda…???

Sumber : http://wijasalawa.wordpress.com/2012/01/30/misteri-kota-maya-uwentira-wentira/

Al Quran Menguatkan Kemungkinan Atlantis Ada di Indonesia



  

RMOL. Selain dari manuskrip kuno peninggalan Plato, kemungkinan besar Atlantis terletak di Indonesia dikuatkan melalui metode Quranic Archeology, atau penelitian dari teks-teks kitab suci Al Quran yang dilakukan oleh Kepala Arkeolog Penelitian Gunung Padang, Ali Akbar.

"Meneliti dari manuskrip Al Quran dibolehkan karena dalam arkeologi, Al Quran adalah artefak," papar Ali Akbar yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang bertajuk "Bencana dan Peradaban" serta peluncuran buku "Plato Tidak Bohong, Atlantis Ada di Indonesia" karya Danny Hilman yang berjudul di Gedung Krida Bhakti kompleks Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (20/5).

Disebutkan dia, pada faktanya nabi-nabi sebelum nabi Ibrahim yang disebutkan dalam Al-Qur'an tidak ada identifikasi geografi dimana mereka itu diturunkan.

"Nabi Adam, Nuh, Hud, Idris, Saleh dan seterusnya, itu tidak disebut dimensi ruangnya, tidak jelas dari mananya, baru kemudian Nabi Yusuf disebutkan dari Mesir. Nabi-nabi pra Ibrahim tidak disebutkan," papar Ali

Namun dari segi waktu, dapat diperkirakan waktunya adalah antara 25 ribu sampai 5000 tahun sebelum masehi. Dimana yang mengejutkan, dalam rentang tahun ini terjadi kekosongan sejarah dimana belum ditemukan penjelasan tentang kejadian sejarah apa saja yang terjadi pada kurun waktu itu.

"Fakta ini membuat seluruh kemungkinan menjadi mungkin. Karena kosongnya sejarah ini maka semuanya jadi mungkin. Karenakan tidak ada tertulis di Al-qur'an dimana sebenarnya nabi-nabi itu," tambahnya.

Sebagai contoh, disebutkan Ali Akbar tidak pernah disebutkan dimanakah Nabi Adam AS diturunkan dari surga. Yang disebutkan hanya Nabi Nuh, yang bahteranya mendarat di bukit Ararat.

"Tapi bukit Ararat itu dimana? Berangkatnya juga dari mana? Selain itu, umatnya para nabi terdahulu ini disebutkan hancur karena menyembah berhala. Berhala itu batu, berarti itu megalithikum, dan kita bisa menemukan seluruh situs Megalithikum di seluruh dunia," ujarnya.

Karenanya, kemungkinan bahwa bangsa-bangsa terdahulu berasal dari Atlantis yang juga kemungkinannya ada di Indonesia menjadi terbuka lebar.

"Fakta bahwa Atlantis berada pada sekitar 11 ribu tahun yang lalu menjadi mungkin saja," tandasnya. [dem]

Sumber : http://www.rmol.co/read/2013/05/20/111288/Al-Quran-Menguatkan-Kemungkinan-Atlantis-Ada-di-Indonesia

Masjid Agung Buton ''Lubang Menuju Mekkah''

Masjid Agung Keraton Buton di Sulawesi Tenggara, merupakan peninggalan kerajaan Islam Buton. Masjid ini punya kisah mengenai "Lubang Menuju Mekkah", Pasti penasarankan ?

Bila melihat sekilas, Masjid ini tampak biasa saja. Dengan bentuk persegi panjang, Masjid tertua di Sulawesi Tenggara ini memiliki arsitektur yang sederhana. Tidak seperti Masjid biasanya yang di atasnya berupa kubah emas dan memiliki bentuk bangunan yang megah.

Masjid yang sudah mengalami pemugaran sejak pemerintahan Sultan Buton ke-37 pada tahun 1930 ini memiliki 12 pintu di keempat sisinya dan 12 jendela dibagian atas. Maksud dari jumlah pintu dan jendela tersebut adalah menyesuaikan dengan jumlah pintu pada Benteng Walio yang juga berjumlah 12.

Ya, dari luar Masjid ini memang terlihat biasa saja. Namun, bila Anda masuk ke dalamnya ada yang mencengangkan dan membuat mulut Anda mengucap "Subhanallah". Seperti dilansir dari situs resmi Pariwisata Indonesia, di dalam Masjid Agung ini terdapat pusena (Pusatnya Bumi) yang konon kisahnya sering terdengar suara Adzan dari Mekkah, Arab Saudi. Pusena ini berbentuk lubang yang berada tepat dibelakang Mihrab.

Masyarakat sekitar mempercayai kalau bekas kompleks Kesultanan Buton ini berada di atas pusat bumi. Lubang yang berada di dalam Masjid ini pun dipercayai mereka sebagai gua bawah tanah yang bisa langsung "Menuju Ke Mekkah".

Selain, dianggap sebagai "Pintu Mekkah", lubang tersebut juga memiliki mitos lainnya. Konon, bila melongok ke dalam Lubang Pusena, Anda bisa melihat orang tua atau kerabat yang sudah lebih dahulu menghadap Sang Khalik.

Masjid Agung Keraton Buton cocok untuk destinasi wisata Ziarah Anda dalam Ramadhan kali ini. Mampirlah jika Anda melakukan traveling ke kota Bau-bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.




Rabu, 23 April 2014

Menguak Misteri Uang Soekarno



Pernah denger tentang uang Soekarno ? Kalau belum yuk simak cerita misteri tentang uang tersebut yg saya kutip dari beberapa sumber di internet.
APAKAH UANG SOEKARNO ITU?
Uang Soekarno adalah pecahan uang kertas dengan bagian depan bergambar Soekarno dan memiliki banyak versi meliputi:
  • Tempat pembuatan Prancis, Swiss dan Kemayoran
  • Nominal: Rp 1,-, Rp 2,5 , Rp 5,-, Rp 10,- , Rp 100,-, Rp 1.000,-, Rp 5.000,- dan Rp 10.000
  • Tampak depan ada yang hanya bergambar Soekarno saja, ada yang bertuliskan kun fayakun maupun surat Al Ikhlas yang dapat dilihat dengan mata telanjang
  • Gambar belakang: penariserimpi dengan jumlah penari 1 sampai 9 orang, penari bali, penari membawa obor, orang membajak sawah, penari menggendong 2 & 3 anak menyerupai tuyul, walisongo, wayang orang, wayang kulit, rumah adat, panen karet,gatot kaca, Srikandi, banteng, ibu Kartini berdo,a dll
  • Warna: Merah, hijau, biru, ungu, coklat
  • Memiliki benang pengaman berwarna perak dan emas yang hanya bisa dilihat bila dideteksi dengan sinar Ultra Violet (UV) atau detector uang palsu
  • Ada yang memiliki tulisan Asma Allah, kun fayakun, nuri sulaiman, surat al ikhlas dalam bahasa Arab yang hanya bisa dilihat bila dideteksi dengan sinar Ultra Violet atau detector uang palsu
  • Tahun dikeluarkan beragam mulai tahun 1951, 1952,1957,1960, 1964, 1966
  • Ada yang bertuliskan BI, ada juga yang bertuliskan RI.

APAKAH KEUNIKAN UANG SOEKARNO ?
  1. Memiliki tulisan Asma Allah, kun fayakun, nurisulaiman, surat al ikhlas dll dalam bahasa Arab. Ada yang dapat dilihat langsung namun sebagian besar hanya bisa dilihat bila dideteksi dengan sinar Ultra Violet atau detector uang palsu.
  2. Bila diletakkan di telapak tangan maka dengan sendirinya uang akan bergerak. Keunikan ini tidak dimiliki oleh uang kertas atau bahan kertas manapun di dunia ini. Uang Soekarnobergerak dengan gerakan :
  • Melengkung : yaitu gerakan dimana kedua sisi secara bersama-sama bergerak ke atas membentuk huruf O atau U
  • Menggulung tikar, yaitu gerakan hanya salah satu  sisi saja bergerak menggulung (bukan melengkung) kearah sisi yang lain seperti gerakan kita menggulung tikar. Kemudian uang akan jatuh dengan sendirinya dari telapak tangan kita.
MENGAPA UANG SOEKARNO DAPAT BERGERAK MELENGKUNG ATAU MENGGULUNG?
Secara metafisik dikarenakan Uang Soekarno telah diisi energi ETERIK. Yaitu energi yang bereaksi terhadap panas tubuh yang dipengaruhi oleh fisik dan psikis/kejiwaan seseorang. Reaksi ini berupa gerakan menjauhi panas tubuh melalui gerakan melengkung atau menggulung.
SIAPA YANG MENGISI ENERGI ETERIK?
Kelebihan ini tentu saja hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki pemahaman lebih mengenai ilmu fisik dan metafisik. Hanya orang terpilihlah  yang dapat memasukkan energi ini ke dalam bahan kertas. Bahkan uniknya Energi ETERIK tidak dapat dipalsukan.
APA BUKAN KARENA BAHAN KERTASNYA SEHINGGA UANG DAPAT BERGERAK MELENGKUNG ?
Bila Anda yakin karena bahannya, berikan contoh selembar bahan kertas yang dapat bergerak melengkung di telapak tangan seperti halnya Uang Soekarno.
APAKAH UANG INI ASLI ATAUKAH PALSU?
Secara garis besar, Uang Soekarno dapat dibedakan menjadi 2 (dua) :
  1. Uang Soekarno yang dijadikan sebagai alat pembayaran. Uang ini tidak memiliki tulisan Arab di dalamnya dan tidak dapat bergerak di telapak tangan. Uang ini dikeluarkan oleh BI.
  2. Uang Soekarno Souvenir yang tidak dijadikan sebagai alat pembayaran yang syah. Uang Soekarno Souvenir inilah yang dari awal kita bicarakan. Uangini asli sebagai uang souvenir. Uang ini tidak dapat dikatakan palsu karena tidak ada uang yang ditiru atau dipalsukan. Uang ini berdiri sendiri dan berbeda dengan uang-uang kertas lainnya.
SIAPAKAH YANG MENGELUARKAN UANG SOEKARNO SOUVENIR?
Uang Soekarno dikeluarkan oleh pihak swasta, bukan oleh Bank Indonesia sehingga tidak akan kita temukan penjelasan Uang Soekarno Souvenir pada situs-situs resmi BI karena BI hanya mengeluarkan uang yang digunakan sebagai nilai tukar.
SELAIN SEBAGAI KOLEKSI, APAKAH KEGUNAAN UANG SOEKARNO?
Menurut sumber yang saya dapat, karena di dalam Uang Soekarno ada Asma Allah, kun fayakun, nurisulaiman, surat al ikhlas dll dalam bahasa Arab (bahasa Al Qur’an) maka uang ini memiliki khodam ayat dari golongan malaikat. Dengan cara khusus malaikat-malaikat ini dapat kita “ajak” berdo’a. Kebaikan do’a akan kembali kepada pemilik Uang Soekarno dalam bentuk ketenangan batin, kelapangan rezeki, dijauhkan dari marabahaya dan diberi keberkahan dalam setiap usaha. InsyaAllah siapa yang bisa merawat uang Soekarno dia akan hidup sejahtera terutama dalam urusan rezeki dan kekayaan, dengan ijin Allah SWT tentunya. Inilah sesungguhnya harta karun Soekarno. Wallahu’alam bishawab…

Sumber : http://erwinsnada2.wordpress.com/2012/04/06/menguak-misteri-uang-soekarno/

Uang Soekarno Memancarkan Lafadz Allah


[gambar17tr0.jpg]

Sampai saat ini misteri tentang uang Soekarno masih menyimpan banyak kontroversi. Padahal dimasanya uang Soekarno ini adalah alat pembayaran masyarakat Indonesia yang dicetak dengan ukuran 18,5x8,2 cm dlam kondisi masih baik. ada 2 macam cetakan yaitu 
Frans dan Kemayoran Jakarta. mempunyai 3 macam warna yaitu merah, biru dan hijau. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[uang-sukarno-blk3.jpg]
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[uanggulung1.JPG]
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------\
[uang+3.jpg]
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

bilamana disinar akan memancarkan lafat ALLAH 5 tulisan dan tulisan arab kun fayakun. 


[gambar17tr0.jpg]




http://balipress.blogspot.com/2009/04/uang-soekarno.html?zx=2176df10544

Peradaban Lemuria

 



Lemuria/mu merupakan peradaban kuno yang muncul terlebih dahulu sebelum Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria/mu disekitar 75.000 SM – 11.000 SM. Jika kita lihat dari periode itu, Bangsa Atlantis dan Lemuria/mu seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.

Gagasan Benua Lemuria/mu seharusnya terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada abad ke-19 mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala peninggalan bangsa Maya di Yucatan. Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilan menerjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan bangsa Maya. Dari hasil terjemahannya, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria/mu memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dahsyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.

Hingga saat ini, letak dari benua Lemuria/mu pda masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeolog dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (sekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kunu yang terukit pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam. Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahulu kala pernah ada sebuah daratan besar di Pasifik yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dahsyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.

Keadaan Lemuria/mu sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi bangsa Lemuria/mu untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Seperti banyak diketemukan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa lemuria/mu dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka. Edgar Cayce, seorang spiritual Amerika melalui channelingnya berkali-kali mengungkapkan hal yang sama.

Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal-crystal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai Atlantis dan Lemuria/mu diperoleh dengan meng-channel crystal-srystal ‘old soul’ yang pernah dipergunakan pada kedua zaman ini. Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang, Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia, diantaranya Yunanu dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.

Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemuria.mu yang menjunjungi tinggi konsep perdamaian, mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih Atlantean, sehingga dalam sekejap, Lemuria/mu pun jatuh ke tangan Atlantis. Para Lemuria/mu yang berada dalam kondisi terdesak, akhirnya banyak meninggalkan buni untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/ Terra digugus bintang Pleiades).

Mungkin kisah para Lemuria/mu yang meninggalkan bumi untuk menetap di planet lain sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan di jauh-jauh hari. Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini, belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.

Dari sekelumit kisah yang terurai diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oelh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari mereka berguguran. Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah Lemuria/mu dikuasai oelh para Atlantean, sampai saat akhirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dahsyat yang kemudian menenggelamkan bersama beberapa daratan lainnya, termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri.

Bangsa Lemuria/mu sebenar bisa dikatakan bangsa yang juga mengagungkan keberadaan Matahari sebagai dewa atau penolong mereka. Menurut Churchward, hampir seluruh peradaban Lemuria/mu tinggal di rumah dengan atap yang tembus pandang. Mereka selalu bebas dari stress dan penyakit, serta mampu berusia hingga ratusan tahun. Mengembangkan kemampuan E.S.P-nya (Extrasensory Perception—indra ke-6) selama hampir 40.000 tahun dan digunakan dalam pergaulan sehari-hari serta dalam penelitian-penelitian. Dengan evolusi kemampuan selama berabad-abad, bangsa Mu memperoleh reputasi sebagai ahli telepati, berpindah tempat antar bintang, dan teleportasi. Semua ini menyebabkan tidak dibutuhkan kendaraan pada peradaban mereka. Hampir semua ilmuwan yang menulis kisah tentang bangsa Lemuria/mu mengatakan bahwa mereka secara umum merupakan bangsa yang vegetarian, hidup bercocok tanam, hidup di luar (outdoor), memiliki budaya untuk hidup seimbang dengan alam dan bumi, serta hanya menggunakan sedikit teknologi keilmuan. Bangsa Lemuria lebih berkonsentrasi dalam bermeditasi dan pengembangan ESP. Rata-rata Bangsa Lemuria/mu tidak berminat pada teknologi Bangsa Atlantis dan lebih memilih untuk bereksperimen dengan energi psikis untuk memindahkan objek (dibuktikan oleh Uri Gellar dalam risetnya di Stanford University pada tahun 1970-an), meskipun mereka juga menggunakan gelombang dengan frekwensi tinggi, tenaga matahari, energi crystal, dan teleportasi untuk membuat dan memindahkan objek.

Sebuah laporan mendekripsikan ujian-ujian yang harus dilakukan sebelum menikah pada bangsa Lemuria (ditulis oleh seorang pria bernama Cerve, seorang ahli sejarah Resucrucian). Para tetua menyuruh pria dan wanita untuk memberikan semua harta bendanya hingga mereka tidak memiliki apa pun—tanpa pakaian, makanan, rumah/ tempat tinggal untuk berteduh, ataupun alat-alat. Wanita dan pria itu kemudian ditinggalkan di hutan belantara selama sebulan (28 hari) tanpa pakaian. Dalam jangka waktu itu, mereka harus membuat tempat berteduh, membuat sendiri pakaian mereka, mencari makanan mereka sendiri, membuat peralatan, dan memberikannya untuk pasangannya tanpa terlibat dalam adu argument dan tanpa ada pikiran buruk antara mereka berdua. Jika mereka dapat melalui ujian test tersebut, maka mereka akan di nikahkan dan harta benda mereka yang sebelumnya akan dikembalikan kepada mereka. Namun, jika ujian test tersebut gagal mereka jalankan, maka mereka tidak akan dinikahkan.

Migrasi Bangsa Lemuria bermigrasi dari Benua Mid-Pasifik ke Benua Atlantis dimana mereka dikabarkan berevolusi menuju kesempurnaan. Bukti-bukti peninggalan menggambarkan adanya penemuan-penemuan yang mengagumkan, yang tampak seperti cerita fiksi ilmiah. Lampu yang menyala terang selama ribuan tahun tanpa dirawat, yang diceritakan oleh banyak sekali penulis kuni, adalah salah satu peninggalan dari Atlantis. Beberapa dari “lampu ajaib” ini masih menyala ketika penjelajah Spanyol menemukannya di pelosok hutan Amazon dari 10.000 tahun kemudian! (didokumentasikan dalam buku Robber Charroux’s). Peneliti sejarah kuno menemukan “lampu ajaib” masih menyala di Mesir (yang merupakan koloni Atlantis yang bernama Luxor) lebih dari 9 abad setelah banjir, di pintu kuil yang dilaporkan dapat membuka dan menutup secara otomatis, dan di jaga oleh robot-robot.

Kota Crystal Atlantis Penemuan ini didapatkan dalam dokumen kuno yang dibuat oleh Robert Charmux Sama menakjubkannya dengan penemuan kota yang terendam dibawah air yang terletak di kepulauan Bahama oleh lima orang penyelam pada tahun 1970. piramida dengan corak emas yang megah dikelilingi oleh kubah-kubah, bangunan-bangunan persegi panjang, peralatan-peralatan metal yang tidak teridentifikasi, dan patung yang diatasnya terdapat misterius yang berisi 7 miniatur piramida. Crystal tersebut, dibawa ke permukaan oleh Dr. Ray Brown, memperkuat energi yang melewatinya, memancarkan cahaya yang menyembuhkan penyakit, dan dibuat dengan metode yang masih tidak diketahui oleh para ilmuwan yang menelitinya. Crystal tersebut ditemukan pada ruangan yang bersinar secara misterius didalam piramid bawah air dengan peralatan semacam pistol cahaya yang menyinarinya. Kamera Kirlian, yang dapat merekam gambar-gambar diluar batas kemampuan manusia, menampakkan sebuah mata didalam crystal yang tidak tampak oleh mata telanjang.

Masih belum diketahui teknologi mana yang dapat membuta jalanan campuran antara aspal dan krikil yang rata sejauh ratusan mil yang tetap utuh dalam kondisi lebih dari 10.000 tahun kemudian. Jalan ini ditemuakan di bawah air, pada pantai timur olehj kapal selam penyelam dalam Aluminaut, dan mengandung magnesium oxide.

Pada tahun 1977, terjadi sebuah kejadia misterius di Samudera Atlantik yang berhubungan dengan teknologi yang tidak diketahui. Sebuah piramida setinggi 650 kaki secara misterius bercahaya, dengan air berwarna putih yang berkilauan yang berubah menjadi hijau. Sebuah warna yang kontras dengan gelapnya air pada kedalaman laut. Penemuan itu difoto oleh Arl Marahall pada ekspedisi Cay Sal.

Foto-foto Dr. William Bell’s 1958 yang diambil pada dasar samudera Atlantik menunjukkan sebuah puncak menara berukuran sekitar 6 kaki muncul di sebuah dasar yang menyerupai roda gigi dengan sinar yang aneh keluar dari dasar lubang, apakah ini merupakan bekas “lampu abadi” yang sering dituliskan oleh peneliti-peneliti kuno. “lampu abadi” itu diberi tenaga oleh sebuah tenaga kosmik interdimensi yang diambil keluar dari atmosfir oleh sebuah bentuk konduktor crystal pada puncak piramid/ gedung? Piramida yang lebih besar dari gedung-gedung yang pernah dibuat di dunia pada masa modern telah ditemukan pada dasar samudera Atlantik, di China, dan di Mesir belum dapat disaingi teknologi kita. Piramida-piramida ini memiliki semacam semen yang diakui oleh peneliti-peneliti kita jauh lebih baik dari yang kita gunakan sekarang. Tulisan-tulisan kuno menyebutkan bahwa piramida dilambangkan sebagai kapsul waktu yang berisi sejarah dan teknologi dari kerajaan Matahari dan teknologi Atlantis. Sebuah piramida yang sangat besar, di kedalaman 10.000 kaki pada samudera Atlantik, dilaporkan telah ditemukan dengan kristal yang berdenyut-denyut dipuncaknya, oleh ekpedisi Tony Benik. Grup ini juga menemukan sebuah lembaran kristal, dan mengatakan jika seberkas cahaya dipancarkan melaluinya, akan tampak tulisan misterius didalamnya. Lebih banyak lagi piramid-piramid bawah air yang ditemukan di Amerika Tengah, Yukatan, dan Louisiana, dimana puncaknya juga ditemukan di selat Florida. Sebuah bangunan pualam bergaya Mesir ditemukan diantara Florida dan Kuba. Adakah hubungannya dengan tiang yang memancarkan energi yang ditemukan oleh Dr, zink di Bahama pada tahun 1957? Zink juga membawa barang-barang temuan yang diambil dalam penyelam ke laut Atlantik, dan telah diinterview oleh agen Mind Internasional, Steve Forsberg.

Salah satu penemuan yang menakjubkan dari dasar Samudera Atlantik dilaporkan oleh kru Kapten Reyes pada kapal penyelamat “Talia” dari Spanyol. Mereka merekam bermil-mil kuil berpilar, patung-patung, dan jalan besar yang berliku, dengan jalan-jalan kecil bercabang keluar dari pusat seperti ruji pada roda, serta kuil dan piramid yang sangat megah. Dari kota ini, seperti kota yang ditemukan di perairan Spanyol oleh ekspedisi Dr. Maxine Asher dan kemudian ditemukan oleh ekpedisi Professor Akayonove (semua didokumentasikan dalam foto) menunjukkan kesamaan dengan dekripsi Plato tentang Atlantis. Lebih dari 30 reruntuhan yang berbeda telah diketemukan di dasar laut Atlantik sejak tahun 1956, dan dalam perpustakaan kuno, beberapa pete tua menunjukkan Atlantis dan laut penghubungnya telah ditemukan. Pulau yang diketahui sebagai ibu kota dari negara pada benua yang menyebar dari Afrika Utara dan Eropa menuju Florida dengan iklim tropis pada pantai barat dan selatan, serta iklim dingin pada bagian utara dan timur. Menurut Plato dan ahli-ahli sejarah lainnya, Atlantis memiliki pemerintahan yang paling maju dan damai di dunia pada puncaknya. Dan selama ribuan tahun bumi berada dalam masa damai dengan bentuk sistem politik yang belum ada tandingannya. Ahli-ahli sejarah dan pertualang yang dihormati, seperti Diodorus, Kantor, Marcellinus, Proculus, Plutarch, Herodotus, Timagenus, Aelenus, Theopompos, dan lebih banyak lagi. Semuanya menuliskan tentang Atlantis yang mereka percaya sebagai sebuah peradaban yang benar-benar superior yang hilang ditelan waktu. Semua negara kuno di benua Amerika menuliskan Atlantis dalam peninggalan-peninggalannya.



Sumber : http://danilputrazone.blogspot.com/2010/08/peradaban-lemuria.html



SeaOrbiter, Teknologi Laboratorium Bawah Laut





SeaOrbiter, Teknologi Laboratorium Bawah Laut – SeaOrbiter bukanlah kapal riset biasa. Kapal buatan Prancis ini merupakan hasil persilangan antara kapal riset dan sebuah kapal selam. Meski kapal tersebut memiliki tinggi 58 meter, hampir separuh badan kapal terendam di dalam air, sehingga membuatnya mirip kapal selam.
Keunikan kapal ini memang terletak pada bagian yang berada di bawah permukaan laut. Berbeda dengan kapal riset lain, SeaOrbiter menawarkan kesempatan yang lebih luas bagi peneliti ataupun penjelajah untuk merasakan kehidupan di bawah laut selama 24 jam penuh.
Konsep kapal rancangan arsitek Prancis Jacques Rougerie ini sempat dipamerkan di paviliun Prancis pada Expo 2012 di Yeosu, Korea Selatan. “Kapal vertikal ini akan menjadi rumah bagi 18 oceanaut yang akan mengamati kehidupan laut secara permanen. Berbagai bentuk kehidupan laut akan menyatu secara alami di bawah kapal,” kata Rougerie, seperti dikutip situs Gizmag.
Sebelum menemukan rancangan yang tepat, SeaOrbiter mengalami beberapa kali perombakan desain. Setelah 12 tahun, konsep SeaOrbiter akhirnya memperoleh lampu hijau. Tahun lalu, kapal ini menyelesaikan fase desain industrialnya dan proses konstruksi diperkirakan mulai berlangsung pada November ini.
“Seluruh masalah teknis sudah beres. Semua pemodelan juga rampung,” kata Ariel Fuchs, Direktur Edukasi dan Media Proyek SeaOrbiter. “Kami mengumpulkan dukungan dari kalangan institusi dan industri sejak lima atau enam tahun lalu dan kini SeaOrbiter menjadi sebuah proyek institusional dan keuangan selama dua tahun terakhir.”
Pembangunan kapal diperkirakan membutuhkan biaya hingga US$ 53 juta. Bila selesai nanti, kapal akan terendam di bawah permukaan air sedalam 31 meter, sehingga mempermudah penelitian lingkungan bawah air secara terus-menerus.
“Salah satu pengguna pertama kami adalah kalangan ilmuwan,” kata Fuchs. “Kapal ini memang dirancang untuk mengeksplorasi samudra dengan cara baru, memberi kesempatan bagi orang untuk tinggal di bawah laut dalam jangka waktu panjang, mengamati, menjalankan misi riset biologi kelautan, oseanografi, dan masalah lingkungan.”
Kapal berbobot 1.000 ton ini dirancang untuk mengapung secara vertikal dan hanyut terbawa arus laut. Namun, SeaOrbiter juga memiliki dua baling-baling kecil, sehingga dapat mengubah lintasan ataupun melakukan manuver untuk menghindari badai dan tabrakan dengan karang atau kapal lain. Kapal ini dilengkapi pula pembangkit listrik dari energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan gelombang, untuk memasok sistem pendukung kehidupan.
Posisinya yang vertikal membuat badan kapal yang berada di atas permukaan air hanya 27 meter, sehingga laboratorium yang lebih besar dan akomodasi terletak di bawah air. Beberapa lantai memiliki kabin bertekanan, baik tekanan atmosferik maupun tekanan air di luar kapal. Kabin bertekanan ini membantu para penyelam menyesuaikan diri dengan tekanan air.
Untuk mengeksplorasi laut dalam yang tak dapat dijangkau dengan penyelaman biasa, SeaOrbiter mempunyai robot bawah air yang dapat dikirim ke dasar laut.
Tak hanya memiliki desain yang futuristik, badan kapal juga terbuat dari alloy yang terdiri atas aluminium dan magnesium. Amalgam itu lima kali lipat lebih tebal daripada logam yang digunakan kapal biasa.
Dalam mendesain SeaOrbiter, Rougerie memperoleh inspirasi dari para penjelajah samudra terkemuka, seperti Jacques Cousteau dan Tektite, laboratorium eksperimental berbentuk kapsul bawah air yang digunakan oleh ahli oseanografi Sylvia Earle pada 1969.
Earle adalah salah seorang pendukung utama proyek SeaOrbiter, selain mantan administratur NASA Dan Goldin dan astronaut Jean-Loup Chretien. Meski proyek ini bertujuan membangun sebuah kapal laut, dukungan juga diperoleh dari Badan Antariksa Eropa (ESA). Sejumlah organisasi industri lain turut membantu pengembangan teknologi dan sistem yang diperlukan proyek ambisius ini.
Dalam nota kesepahaman antara proyek SeaOrbiter dan ESA pada 8 Februari lalu disepakati bahwa ESA dapat menggunakan fasilitas ruang bertekanan di kapal itu sebagai simulator antariksa untuk melatih astronautnya sebagai persiapan eksplorasi ruang angkasa. Kondisi di ruang bertekanan mirip dengan apa yang ditemukan di angkasa luar. Sebagai gantinya, ESA akan membantu pengembangan teknologi desain dan daur ulang dalam lingkungan eksternal, serta komunikasi pendidikan publik.
Sebuah proyek lain kini tengah dikerjakan bersama dengan EADS, perusahaan sistem antariksa dan pertahanan Eropa, untuk mengembangkan biofuel sebagai sumber listrik utama kapal tersebut. “Untuk memenuhi persyaratan filosofi lestari yang berkembang saat ini,” kata Fuchs.

Sumber : http://griyayatim.or.id/artikel/seaorbiter-teknologi-laboratorium-bawah-laut.html

Selasa, 22 April 2014

5 Kebiasaan Buruk Manusia yang Sudah Ada Sejak Zaman Purba


Zaman dahulu merupakan zaman yang patut kita kenang dan dijadikan sebuah contoh untuk manusia di zaman sekarang.
Begitu banyak buku-buku yang menuliskan tentang kebiasaan atau pun mengenai kehidupan manusia di zaman dahulu. Buku-buku ini dimaksudkan agar hal tersebut bisa di kenang serta menjadi pelajaran untuk manusia di zaman sekarang.

Namun, ternyata tanpa disadari ada beberapa kebiasaan manusia purba yang masih dilakukan oleh manusia sampai saat ini. Kebiasaan itu ternyata masih melekat erat di diri manusia saat ini.

Tapi, sayangnya kebiasaan tersebut bukanlah merupakan kebiasaan yang baik, tapi melainkan kebiasaan buruk manusia zaman purba yang kini juga menjadi kebiasaan buruk manusia saat ini.

Nah, berikut dikutip berjambang.blogspot.com, inilah dia ke lima kebiasaan buruk yang memang sudah ada sejak zaman dahulu.


1. Mempunyai tato
Sejak dahulu manusia sudah mengenal seni lukis yang ia gambarkan melalui kulit mereka. Mereka berkarya dengan melukiskan karya mereka melalui kulit yang disebut tato. Tato ini sampai saat ini juga masih digunakan oleh manusia untuk menghiasi tubuhnya dengan berbagai macam gambar, namun hanya saja tato dizaman dahulu sangat berbeda dengan tato di zaman sekarang.


2. Mabuk-mabukan
Sejak zaman batu baru atau yang disebut neolitikum manusia purba sudah mengenal minuman yang ia olah dari fermentasi alkohol. Lalu semakin hari minuman itu semakin berkembang hingga sampai saat ini pun manusia masih menggunakan alkohol untuk minuman mereka.


3. Berjudi
Sejak masa Romawi Kuno judi sudah dikenal oleh masyarakat, dan sampai saat ini judi juga masih dilakukan oleh masyarakat. Namun, hanya saja dahulu orang-orang bertaruh gladiator untuk cara berjudi mereka, sedangkan sekarang judi sudah semakin berkembang dengan berbagai macam hal yang mereka jadikan taruhan.


4. Membuat graffiti
Kebiasaan buruk mencoret-coret tembok yang dilakukan oleh para remaja zaman sekarang ini ternyata sudah ada sejak zaman dahulu. Hanya saja zaman dahulu para remaja mencoret-coret dinding gua tempat ia tinggal.


5. Berkata kotor
Seseorang pasti akan berkata kotor ketika sedang marah atau pun kesal. Kebiasaan buruk yang tidak bisa dibuang ini ternyata sudah ada sejak zaman dahulu yang dibuktikan oleh oara ahli dengan ditemukannya prasasti yang berisikan tentang kata kotor untuk menghina seseorang.

Misteri Lubang Hitam SIberia

Pada tahun 1908, sebuah ledakan misterius yang 1.000 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima menghantam sebuah hutan di wilayah Tunguska, Siberia, dan menghanguskan 80 juta batang pohon seluas 830 mil persegi. Ledakan ini disebut dengan peristiwa Tunguska. Beberapa teori dimunculkan mengenai penyebab pasti ledakan tersebut. Ada yang menyebut jatuhnya sebuah UFO, ada yang menyebut sebuah lubang hitam mini, yang lain menyebut antimatter dan yang lebih spektakuler menyatakan ledakan itu adalah hasil percobaan ahli fisika Nikola Tesla yang gagal.

Namun pada 24 Juni 2009 kemarin, American Geophysical Union menerbitkan sebuah publikasi pada jurnal Geophysical Research Letter yang menyatakan bahwa ledakan itu diakibatkan oleh sebuah komet.
Teori ini muncul setelah para peneliti menghubungkan antara fenomena pembuangan asap pada pesawat antariksa NASA dengan peristiwa tunguska. Setelah pesawat antariksa NASA melepas asap buangan, muncul sebuah awan aneh yang bercahaya terang pada malam hari sehari setelah peristiwa itu, awan itu sering disebut awan noctilucent. Awan yang sama juga terlihat sehari setelah peristiwa Tunguska. Awan noctilucent adalah awan yang terbentuk akibat partikel es dan hanya terbentuk di ketinggian langit yang tinggi serta di temperatur yang luar biasa dingin.


"Hal ini seperti mengumpulkan petunjuk-petunjuk yang berserakan dari misteri pembunuhan berumur 100 tahun," Kata Michael Kelley, seorang profesor dari univeristas Cornell yang memimpin riset ini. "Bukti-bukti yang ada cukup jelas menunjukkan bahwa bumi ditabrak oleh sebuah komet pada tahun 1908."
Para peneliti merujuk kepada sejumlah besar uap air yang tersembur ke atmosfer oleh nukleus es dari komet dengan rupa tiang melingkar dengan membawa energi yang luar biasa. Proses ini disebut turbulensi dua dimensi. Hal inilah yang menyebabkan awan noctilucent terbentuk sehari sesudahnya.

Peristiwa pelepasan asap buang pada pesawat antariksa mengakibatkan sebuah efek yang menyerupai peristiwa jatuhnya sebuah komet. Sebuah pesawat antariksa melepaskan 300 metrik ton uap air ke atmosfer bumi, dan partikel air yang dilepas mengembara ke arah arktik dan antartika dimana mereka membentuk sebuah awan setelah berhenti di mesosfer.
Prof. Kelley dan rekan-rekannya menyaksikan awan tersebut terbentuk beberapa hari setelah pesawat antariksa Endeavour (STS-118) diluncurkan pada tanggal 8 Agustus 2007. Awan yang sama juga terlihat ketika pesawat yang sama diluncurkan pada tahun 1997 dan 2003.
Mengikuti ledakan 1908, yang dikenal sebagai peristiwa Tunguska, langit Eropa terang benderang selama beberapa hari hingga sejauh 3.000 mil. Prof Kelley yang menyelidiki laporan dari para saksi mata setelah ledakan itu segera menyimpulkan bahwa langit yang terang benderang itu pastilah awan noctilucent.

Sebelumnya, para ilmuwan mengusulkan teori bahwa ledakan itu diakibatkan oleh sebuah meteor. Namun penyelidikan yang seksama terhadap lokasi ledakan tidak menunjukkan adanya sebuah kawah atau batu meteor yang tersisa. Sebaliknya, sebuah komet umumnya hanya terdiri dari partikel es dan debu yang segera menguap ke udara ketika komet itu menghantam Bumi. Ini sebabnya kenapa para peneliti tidak bisa menemukan satupun bukti penyebab ledakan tersebut.
Memang teori bahwa ledakan Tunguska diakibatkan oleh sebuah komet telah lama dikemukakan. Namun baru kali ini mendapat peneguhan dengan bukti yang meyakinkan.

Misteri Atlantis



 www.anehdidunia.com

Dikatakan bahwa jauh sebelum peradaban Summerian, terdapat sebuah peradaban besar yang berada di Samudera Atlantik. Itu adalah surga, di mana peradaban modern melebihi saat ini berada di puncaknya. Tapi kemudian gunung berapi meletus dan peradaban Seluruhnya menghilang.

Kisah peradaban Atlantis pertama kali diceritakan oleh Plato, seorang filsuf Yunani. Tapi seberapa jauh kita bisa percaya Plato? Ini adalah sebuah pertanyaan yang banyak dicetuskan. Setelah Atlantis hilang? Mengapa kita tidak memiliki bukti historis? Atau cerita Plato sebuah fabel?

Benar atau fiksi? Mitos atau realitas? Ini adalah pertanyaan yang banyak terinspirasi untuk melakukan penelitian. Namun kebenaran tidak diketahui, tak terhitung.

Ini dia Misteri2 yang Mungkin jadi Petunjuk :


Misteri Jalan setapak di laut dan Kota Atlantis


“Salah satu misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan adalah misteri keberadaan jalan Bimini yang berada di dasar laut.” Jalan ini terletak di dasar laut yang tidak jauh dari segitiga Bermuda.

Para diver (penyelam) yang menyelami daerah ini tentu pernah melihat sebentuk jalan setapak di bawah laut utara Pulau Bimini di Kepulauan Bahama. Banyak orang berpendapat jalan setapak itu dibuat oleh alam. Namun penataan batu jalan itu menimbulkan pertanyaan lanjutan karena terlalu “rapi”.


BacaJuga :Benarkah Atlantis Itu ada di Indonesia

Beberapa ahli menduga jalan itu adalah bagian dari Kota Atlantis (seperti yang ditulis oleh Plato beberapa abad silam). Tapi hingga hari ini belum ada bukti tambahan mengenai keberadaan “kota yang hilang” itu. Dan Jalan Bimini masih menjadi pertanyaan : apakah jalan itu dibuat alam atau manusia.

Jalan Bimini adalah formasi batu di dasar laut yang terletak di dekat Bimini di Kepulauan Bahama. Batu ini berbentuk persegi. Jalan Bimini ditemukan pada tanggal 2 September 1968 oleh J. Manson Valentine ketika menyelam. Tepat seperti yang pernah diutarakan oleh seorang ahli metafisik terkenal Amerika, Edgar Cayce yang meramalkan bahwa bukti dari sisa2 peradaban Atlantis akan muncul di sekitar Bahama diantara tahun 1968 dan 1969.

Banyak orang berpendapat jalan setapak itu dibuat oleh alam dan dianggap sebagai peristiwa geologi, namun penataan batu jalan itu menimbulkan pertanyaan lanjutan karena terlalu “rapi”. Beberapa ahli menduga jalan itu adalah bagian dari Kota Atlantis (seperti yang ditulis oleh Plato beberapa abad silam).Tapi hingga hari ini belum ada bukti tambahan mengenai keberadaan “kota yang hilang” itu.

Saat ini,pencarian dari sisa2 daratan atlantis masih terus dilakukan, terutama diperairan Bahama ini, karena menurut beberapa prediksi dari para arkeolog, mungkin masih banyak temuan yang bisa didapat untuk menguak misteri Atlantis.

Sampai saat ini Bimini road sendiri masih banyak diliputi kontroversi, bagi orang-orang yang percaya bahwa Atlantis benar2 eksis, mereka beranggapan mungkin ini dulunya merupakan sebuah jalan raya kuno, adapula yang menganggap reruntuhan sebuah tembok bangunan/benteng dari peradaban tsb.


 


Antara Jalan Bimini dengan Kota Atlantis yang hilang

Atlantis adalah sebuah benua yang hilang, rumah pertama peradaban, tanah terang dan keemasan yang diterbangkan oleh serangkaian puncak kekuatan ledakan. Ia kemudian terbaring lelap di dasar samudra, dengan pucuk-pucuk pegunungannya menjulang dari alas laut.

Legenda itu ”dibangun” oleh Plato, filsuf Yunani, sebagai latar belakang dua dialognya yang terkenal. Bangunan itulah yang kemudian dikembangkan para romantikus besar melalui perjalanan abad.

Namun, di dalam hampir semua ensiklopedia, Atlantis tak lebih dari sebuah dongeng. Ia tak pernah dirujukkan ke dalam catatan sejarah mana pun. Tapi, ”Betapapun, para geolog dan oseanografer seolah bersetuju bahwa ‘sesuatu’ yang menyerupai benua pernah hadir di sekitar Atlantik,” tulis Charles Berlitz di dalam bukunya, The Mystery of Atlantis, yang terbit pada 1976.

Nama Atlantis muncul dalam dua dialog yang ditulis Plato pada abad ke-4 Sebelum Masehi (SM), Timaeus dan Critias. Dialog ini bercerita tentang kunjungan Solon ke Mesir. Di negeri itu Solon menemukan, para pendeta Mesir kuno di Sais pernah menulis catatan tentang keberadaan ”sebuah pulau benua di bawah Pilar-pilar Hercules” –nama purba untuk Gibraltar.


Baca Juga : Misteri Benua Atlantis dan hilangnya 4 Benua

Plato berpendapat bahwa Atlantis tenggelam 9.000 tahun sebelum masanya. Jadi, sekitar 11.600 tahun yang silam. Di dalam Critias dinarasikan, gempa dan banjir yang kejam telah menenggelamkan benua itu hanya dalam sehari semalam. Tetapi, sejak awal ”tesis” Plato sudah mengutubkan dua kelompok: yang percaya dan yang tidak percaya terhadap ”penemuan” itu.

Herodotus, ahli sejarah berkebangsaan Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM, juga meninggalkan beberapa naskah rujukan yang menyebut keberadaan kota misterius di Samudra Atlantik. Walau tidak secara eksplisit menyebut Atlantis, Herodotus menyebut nama bangsa yang memiliki kesamaan bunyi dengan Atlantis, semisal ”Atarantes” dan ”Atalantes”.

Apa pun bukti dan teori yang dikemukakan para arkeolog untuk menisbikan teori Atlantis, jumlah mereka yang percaya ternyata tak pernah berkurang. Bukti-bukti baru mengenai keberadaan Atlantis pun terus bermunculan. Pada 1968, misalnya, Dr. Manson Valentine menemukan reruntuhan yang kemudian ternama dengan sebutan ”Bimini Road”.

Jalan Bimini itu adalah sejumlah tembok, fondasi, jalan, dan dermaga yang tersembunyi di kedalaman, di sebelah timur Bimini Utara. Temuan itu sekali lagi menyebabkan kontroversi keberadaan Atlantis menjadi pembicaraan ramai. Bagi para saintis penentang teori Atlantis, ”Bimini Road” tak lebih dari sekumpulan karang dan bebatuan laut biasa.






Misteri Benua Atlantis dan hilangnya 4 Benua

 
 
          Hemmm........ memang menarik sekali bicara tentang Misteri dunia Atlantis seolah tidak ada habisnya , kali ini pusat gratis akan berbagi tentang Misteri Benua Atlantis dan hilangnya  4 Benua  dimuka bumi ini. Sebuah benua yang hilang adalah daratan hipotesis yang dianggap tenggelam dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah Benua Atlantis. Keberadaan Kota Atlantis yang diperkirakan tenggelam 11.600 tahun lalu masih menjadi misteri. Namun, ada satu dokumen yang menyebut Indonesia merupakan wilayah Atlantis yang sebenarnya. Menurut Mitos Yunani, Benua Atlantis hilang karena tenggelam oleh lautan dan bencana gempa bumi, hingga mengakibatkan daratan Atlantis tenggelam hingga mencapai dasar laut.

         Profesor Arysio Santos yang menyimpulkan bahwa setelah melakukan penelitian selama 30 tahun terakhir, dirinya meyakini benua Atlantis adalah Indonesia. Ia meyakini benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekitar 11.600 tahun lalu. Di antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba (induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang tsunami sangat besar.
 
         Bencana maha dahsyat itu juga mengakibatkan punahnya hampir 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia. Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru. “Kemungkinan besar dua atau tiga spesies manusia seperti ‘hobbit’ yang baru-baru ini ditemukan di Pulau Flores musnah dalam waktu yang hampir sama,” tulis Santos dalam bukunya yang berjudul, ‘Atlantis, The Lost Continent Finally Found’.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia serta Benua Asia.

        Masih menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis. Mereka melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika dan Afrika.Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudera Atlantik yang dimaksud adalah terusan Samudra Pasifik dan Hindia.
Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis lalu, mengapa selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis?
Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu perdaban. Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia maka teori yang mengatakan Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur.

“Kenyataan Atlantis (berada di Indonesia) kemungkinan besar akan mengakibatkan perlunya revisi besar-besaran dalam ilmu humaniora,seperti antropologi,sejarah, linguistik, arkelogi, evolusi, paleantropologi dan bahkan mungkin agama,” tulis Santos dalam bukunya.
Selain Santos, banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara India. Daratan itu kini tinggal Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Salah satu pulau di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna, Riau.
Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia yang menjadi cikal bakal bangsabangsa Asia merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah keberadaan manusia.
Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200 bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai lebih dari 300 juta orang.
        Yang menarik, 80 persen dari rumpun penutur bahasa Austronesia tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia. Namun, pendapat Santos dkk yang meyakini bahwa Atlantis berada di Indonesia ini masih harus dikaji karena kurang dilengkapi bukti-bukti.
Pakar Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Wahyu Hantoro mengatakan analisa Santos masih berupa hipotesa. Entahlah apakah keilmuan itu dibenarkan karena hingga kini masih menjadi penelitian bersama. Selain Atlantis, masih ada 4 benua lagi yang dinyatakan menghilang tanpa diketahui.
Baca Juga : Benarkah Atlantis Itu ada di Indonesia 

Berikut ini adalah daftar 4 benua lainnya yang hilang:

1. Benua Mu

Ketika wisatawan dan penulis Augustus Le Plongeon melakukan eksplorasi reruntuhan Maya di Yucatan, ia mengaku telah menerjemahkan salah satu dari empat naskah kuno Maya yang terkenal. Menurut terjemahan, peradaban Maya jauh lebih tua dari orang-orang Mesir dan Yunani, dan bahwa naskah kuno juga mengatakan kepada sebuah benua bahkan Benua Mu lebih tua. Menurut Le Plongeon, Benua Mu terletak di suatu tempat di Samudra Atlantik dan, sebanding dengan Atlantis, telah tenggelam oleh gempa bumi yang mengerikan. Pengungsi dari Benua Mu kemudian akan membentuk bangsa Mesir sementara yang lain akan menjadi bangsa Maya.
Namun teori yang disajikan oleh James Churchward tahun 1926 sedikit berbeda. Dia menyatakan bahwa setelah menerjemahkan lebih dari dua ribu tablet, ia telah belajar bahwa Benua Mu benar-benar ada di Samudra Pasifik dan rumah bagi lebih dari 60 juta orang tetap menjaga koloni di bagian lain dunia.
Peradaban itu maju, mungkin yang paling canggih pada masanya. Namun, sekitar 13 ribu tahun yang lalu, peradaban itu hancur dalam satu malam oleh aktivitas gunung berapi bawah tanah. Dia berpendapat bahwa peradaban yang kita anggap kuno induk dari semua pengungsi Benua Mu karena mereka semua simbol umum digunakan untuk komunikasi. Terlebih lagi, ia menunjuk seni monolitik dan kehadirannya di seluruh dunia kuno sebagai bukti untuk di klaim.
Yang kita tahu bahwa daratan yang cukup besar (cukup untuk rumah bagi 60 juta orang) tidak cukup untuk membuat orang percaya, meskipun “tenggelam.”. Orang modern percaya bahwa bukti dari Benua Mu dapat ditemukan di pantai Yonaguni Island, Jepang, di mana beberapa strukturnya dapat ditemukan di bawah air.
Baca Juga : kaitannya segitiga bermuda dengan atlantis

2. Benua Lemuria

Lemuria memiliki dasar tidak seperti tanah liat dan padat, melainkan dalam bentuk hipotesis. Setelah menyadari bahwa fosil lemur dan hewan terkait dapat ditemukan di India dan Madagaskar namun di tempat lain di Afrika Selatan dari Timur Tengah, zooligist Philip Scatler mengatakan bahwa Madagaskar dan India pernah bergabung menjadi satu daratan, dalam hal ini sebuah benua yang lebih besar atau seperti jembatan.
Sebenarnya, Scatler bukan orang pertama yang mengatakan ini. Banyak ahli zoologi mengatakan hal yang sama persis. Tapi gagasan Scatler sangat populer oleh masyarakat.
Kemudian muncul teori baru bahwa benua itu sebenarnya membentang dari Samudra Pasifik. Namun, intinya dari Lumeria adalah bahwa benua ini pasti tenggelam ke dasar laut. Namun, ada sesuatu untuk hubungan India-Madagaskar. Kedua negara pernah terhubung, tapi India memisahkan diri sejak jutaan tahun yang lalu, tanpa tenggelam.

3. Benua Thule
Yunani explorer Pytheas adalah orang pertama yang telah menulis tentang tanah Thule, sebelah utara pulau Britania. Menurut tulisan-tulisannya (yang hanya berbentuk fragmen direferensikan oleh ilmuwan lain) itu berlayar enam hari dan merupakan wilayah utara terjauh dari pulau-pulau yang dikenal, mengarah ke Lingkaran Arktik.
Tetapi banyak yang tidak mempercayai Pytheas yang terlalu serius, karena ia memiliki reputasi kebenaran yang hanya sedikit. Ini dianggap “hilang” karena jika Pytheas benar-benar menemukan sebuah pulau tak dikenal maka tentu tidak ada sekarang. Namun, diskusi yang paling modern berpendapat bahwa benua ini mungkin telah merujuk ke Norwegia, Skandinavia atau mungkin Islandia.
Tapi Nazi, pernah beranggapan, bahwa Pytheas merupakan sebuah negara yang tidak lagi ada. Terlebih lagi, itu adalah rumah asli dari ras Arya, orang-orang yang digambarkan sebagai raksasa-eqsue super dengan kekuatan gaib yang mempunyai teknologi modern.

4. Benua Hyperborea

Penjelasan lain dari Yunani kuno, referensi yang masih dipercaya bahwa tanah Hyperborea berasal dari 450 SM, meskipun referensi tersebut telah hilang. Tanah itu diduga lebih jauh ke utara dari yang lain dan rumah bagi Hyperboreans, ras raksasa.
Di benua Hyperborea matahari bersinar dua puluh empat jam sehari dan menetapkan hanya sekali dalam setahun. Beberapa teks merujuk pada satu hari di benua yang berlangsung satu tahun dibandingkan dengan pengukuran standar waktu.
Dahulu, keberadaan Hyperborea dianggap tidak ada, meskipun ada beberapa bukti untuk mendukung bahwa itu didasarkan pada sebuah penemuan yang sebenarnya. 24 jam sinar matahari dapat menempatkan pulau di suatu tempat di Lingkaran Arktik. Jadi Hyperborea dianggap Siberia atau mungkin daratan China.
Sementara itu, Robert Charroux pernah menyatakan bahwa Hyperboreans adalah astronot kuno yang memilih wilayah terdingin dari bumi kita untuk tinggal dan menetap karena berkaitan dengan iklim planet mereka sendiri. (FIT/Berbagai Sumber)


Bukti Sunda Land Adalah Benua Atlantis Yang Hilang  Kontroversi terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia, tampaknya kini mulai terungkap. Benua Atlantis seperti disebutkan Plato, Filosof Yunani, dalam bukunya Timaeus dan Critias sekitar 2500 tahun silam, dari sudut pandang geologi dan spekulasi ilmiah dewasa ini, sangat mungkin adalah Sunda Land, yang sekarang kita kenal dengan Indonesia Barat (Jawa, Sumatera dan Kalimantan) hingga semenanjung Malaysia dan Thailand. Benua Atlantis disebut sebagai awal peradaban manusia. Penduduknya memiliki kebudayaan tinggi dan bangsa superior. Namun benua itu telah tenggelam selama ribuan tahun karena berbagai bencana alam.
 gambar Sunda Land Adalah Benua Atlantis Yang Hilang - http://munsypedia.blogspot.com/
Yang menarik, hingga kini tidak diketahui dengan pasti dimana sebenarnya letak benua Atlantis itu? Dari sudut pandang geologis, ternyata sangat mungkin letak Atlantis justru di tataran Sunda….! Oki Oktariadi, peserta program Doktor Pengembangan Kewilayahan di Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Jawa Barat, belum lama ini mengungkapkan hasil studi yang menarik mengenai kontroversi misteri benua yang hilang itu. Plato (topsecretwriters.com) ”Peradaban Atlantis yang hilang” hingga kini barangkali hanyalah sebuah mitos mengingat belum ditemukannya bukti-bukti yang kuat tentang keberadaannya. Mitos itu pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli filsafat terkenal dari Yunani, Plato (427 – 347 SM), dalam bukunya ”Critias dan Timaeus”. Disebutkan oleh Plato bahwa terdapat awal peradaban yang disebut Benua Atlantis; para penduduknya dianggap sebagai dewa, makhluk luar angkasa, atau bangsa superior; benua itu kemudian hilang, tenggelam secara perlahan-lahan karena serangkaian bencana, termasuk gempa bumi. Namun dari sudut pandang geologi masa kini, Atlantis itu sangat mungkin adalah Sunda Land. Selama lebih dari 2000 tahun, Atlantis yang hilang telah menjadi dongeng. Tetapi sejak abad pertengahan (mid century), kisah Atlantis menjadi populer di dunia Barat. Banyak ilmuwan Barat secara diam-diam meyakini kemungkinan keberadaannya.

Para peneliti masa kini menunjuk Sundaland (Indonesia bagian barat hingga ke semenanjung Malaysia dan Thailand) sebagai Benua Atlantis yang hilang dan merupakan awal peradaban manusia. Fenomen Atlantis dan awal peradaban selalu merupakan impian para peneliti di dunia untuk membuktikan dan menjadikannya penemuan ilmiah sepanjang masa. 

Wilayah Sundaland (Indonesia bagian Barat dalam buku Santos (2005) Menurut Plato, Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus dan mencairnya Lapisan Es yang pada masa itu sebagian besar benua masih diliputi oleh Lapisan-lapisan Es. Maka sebagian benua tersebut tenggelam.
Santos berpendapat bahwa meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan tergambarkan pada wilayah Indonesia (dulu). Letusan gunung api yang dimaksud di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan, letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba, dan letusan gunung Semeru/Mahameru di Jawa Timur. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah letusan Gunung Tambora di Sumbawa yang memecah bagian-bagian pulau di Nusa Tenggara dan Gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa membentuk Selat Sunda (Catatan : tulisan Santos ini perlu diklarifikasi dan untuk sementara dikutip di sini sebagai apa yang diketahui Santos).
atlantis rings - http://munsypedia.blogspot.com/
Berbeda dengan Plato, Santos tidak setuju mengenai lokasi Atlantis yang dianggap terletak di lautan Atlantik. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa letusan berbagai gunung berapi menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya sehingga mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events. Catatan : pernyataan Santos ini disajikan seperti apa adanya dan tidak merupakan pendapat penulis.
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia, diantaranya ialah: Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Dalam usaha mengemukakan pendapat, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian oleh para ahli Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.” Atlantis memang misterius, dan karenanya menjadi salah satu tujuan utama arkeologi di dunia. Jika Atlantis ditemukan, maka penemuan tersebut bisa jadi akan menjadi salah satu penemuan terbesar sepanjang masa. 

Benarkah Indonesia adalah Benua Atlantis yang hilang ?


hemmm kali ini pusat gratis mau berbagi  info nih tentang atlntis. karena menurut saya atlantis ini perlu di telusuri nih keberadaannya. apalagi dikabarkan letaknya ada di negara tercinta ini.
Atlantis, mungkin anda sudah tak asing mendengar nama itu. Percaya atau tidak, Benua Atlantis yang telah lama hilang selama berabad-abad itu terletak di Asia Tenggara, tepatnya di Indonesia.

Dahulu kala di zaman peradaban pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Negara Singapura juga Malaysia bagian barat dan Selat Sunda menyatu daratannya. Dulu wilayah tersebut sering disebut-sebut Sunda Island.

Indonesia adalah Benua Atlantis yang hilang
Adalah Profesor Arysio Santos yang menyimpulkan bahwa setelah melakukan penelitian selama 30 tahun terakhir, dirinya meyakini benua Atlantis adalah Indonesia.

“Profesor Santos memperoleh keyakinan setelah melakukan penelitian kalau Indonesia adalah Atlantis yang hilang,” jelas Jimly Asshiddiqie (Dikutip Koran Sindo).

Menurut Jimly, karya Santos yang kemudian dibukukan dengan judul ‘Atlantis, The Lost Continent Finally Found’ didukung sejumlah fakta yang memang mendekatkan Indonesia dengan Atlantis. Bahkan, kata Jimly, pernyataan arkeolog, manusia tertua adalah Pithecanthropus Erectus semakin mengindikasikan hal tersebut.

“Ada info dari arkeolog, manusia tertua yakni pithecanthropus Erectus ya manusia Jawa. Jadi sangat mungkin peradaban hebat itu sebenarnya dari Indonesia,” terang mantan anggota Wantimpres ini.

Jimly menambahkan, kalau memang memungkinkan, sebuah peradaban yang besar kemudian menghilang. Meski sempat hilang dari sejarah bangsa Indonesia dan umat dunia, Jimly menyarankan agar penelitian Santos ini dapat memotivasi bangsa Indonesia agar bangkit dari situasi sekarang.

“Paling penting adalah bahwa kita pernah hebat, ini (buku karya Santos) sebagai sumber motivasi ke depan agar bisa maju,” tandas Jimly.

Sementara itu, Direktur LIPI Profesor Dr Umar Anggara mengatakan agar temuan Santos ini dijadikan motivasi para ilmuwan Indonesia untuk membuktikan kebenarannya secara akademis.

“Saya harap buku ini bisa menginspirasi bagi para ilmuwan untuk mencari kebenaran secara akademik. Karena menyinggung Indonesia dan sudah sepatutnya kita yang mencari tahu,” imbuh Umar. (Dikutip Trijaya)

Kehancuran Atlantis

Benua Atlantis hilang di karenakan tenggelam oleh lautan dan bencana gempa bumi, hingga mengakibatkan daratan Atlantis tenggelam hingga mencapai dasar laut. Terlihat jelas bahwa ada bangunan-bangunan tua yang sudah ada sejak berabad-abad di dasar laut di Selat Sunda.

Keberadaan Kota Atlantis yang diperkirakan tenggelam 11.600 tahun lalu masih menjadi misteri. Namun, ada satu dokumen yang menyebut Indonesia merupakan wilayah Atlantis yang sebenarnya. Benarkah?.

Santos meyakini benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekitar 11.600 tahun lalu. Di antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba (induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang tsunami sangat besar.

Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya membuka Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut Atlantis.

Bencana mahadahsyat ini juga mengakibatkan punahnya hampir 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia. Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru.

“Kemungkinan besar dua atau tiga spesies manusia seperti ‘hobbit’ yang baru-baru ini ditemukan di Pulau Flores musnah dalam waktu yang hampir sama,” tulis Santos.

Sebelum terjadinya bencana banjir itu, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia serta Benua Asia.

Menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis.

Mereka melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika dan Afrika.Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudera Atlantik yang dimaksud adalah terusan Samudra Pasifik dan Hindia.

Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis lalu, mengapa selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis?.

Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu perdaban. Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia maka teori yang mengatakan Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur.

“Kenyataan Atlantis (berada di Indonesia) kemungkinan besar akan mengakibatkan perlunya revisi besar-besaran dalam ilmu humaniora,seperti antropologi,sejarah, linguistik, arkelogi, evolusi, paleantropologi dan bahkan mungkin agama,” tulis Santos dalam bukunya.

Selain Santos, banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara India. Daratan itu kini tinggal Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Salah satu pulau di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna, Riau.

Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia yang menjadi cikal bakal bangsabangsa Asia merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah keberadaan manusia.

Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200 bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai lebih dari 300 juta orang.

Yang menarik, 80 persen dari rumpun penutur bahasa Austronesia tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia. Namun, pendapat Santos dkk yang meyakini bahwa Atlantis berada di Indonesia ini masih harus dikaji karena kurang dilengkapi bukti-bukti.

Pakar Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Wahyu Hantoro mengatakan analisa Santos masih berupa hipotesa.

"Perlu dijelaskan lebih lanjut kategorisasi jenis kebuayaan tinggi yang ada pada zaman Atlantis serta gelombang setinggi apa yang bisa membuat Paparan Sunda terbelah," jelas Wahyu. (Dikutip Koran Sindo)
 

Kaitannya Segitiga Bermuda dengan Atlantis

Segitiga Bermuda dan Atlantis. Keduanya sama-sama misteri yang sampai sekarang belum terpecahkan. Namun beberapa ilmuwan berteori kalau keduanya ada kaitannya.

1. Segitiga Bermuda
Diperkirakan terletak di kawasan Samudra Atlantik, menghubungkan tiga wilayah yaitu wilayah antara Bermuda teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Segitiga Bermuda

Kenapa menjadi misteri? Karena banyak kapal-kapal laut - bahkan pesawat terbang - menghilang ketika melewati kawasan ini. Ketika mereka menurunkan tim pencari, belum sampai kapal yang hilang itu ditemukan, kapal tim pencari pun hilang.
Ada berbagai macam teori tentang Segitiga Bermuda ini. Ada ilmuwan yang berpendapat bahwa Segitiga Bermuda merupakan lorong waktu seperti black hole yang ada di luar angkasa. Lorong waktu ini menghisap semua yang lewat di kawasan ini ke dimensi lain dunia ini.

Ada juga teori piring terbang atau yang dikenal dengan UFO. Ada yang mengatakan bahwa Segitiga Bermuda merupakan markas besar UFO di bumi. Sehingga kendaraan apapun yang melewati kawasan ini akan terhisap dan diculik.

Dan ada teori yang menganggap bahwa Segitiga Bermuda merupakan pusat pemerintahan negara Atlantis yang tenggelam ribuan tahun lalu.
Baca Juga Benarkah Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman

2. Atlantis
Daerah kekuasaan Atlantis terbentang dari sebelah barat Amerika sekarang sampai ke Indonesia. Bermacam-macam pendapat para ilmuwan tentang letak Atlantis yang sesungguhnya. Bahkan yang mencengangkan, ada yang berpendapat bahwa kawasan Atlantis adalah Indonesia sekarang ini.
 Diperkirakan Atlantis tenggelam karena bencana alam yang dahsyat. Gempa bumi, dan banjir yang menyebabkan es di kutub mencair dan menambah volume samudra.

Atlantis sangat terkenal pada masa itu (sekitar 24.000 - 10.000 SM ) karena peradabannya yang sangat tinggi. Bencana alam yang sangat dahsyat perlahan-lahan menenggelamkan negara itu. Dan sampai kini masih menjadi misteri, meskipun diyakini kalau Atlantis benar-benar pernah ada.

3. Hubungan Atlantis dengan Segitiga Bermuda

Menurut teori, Atlantis dan Segitiga Bermuda sama-sama terletak di Samudra Atlantik. Ada yang mempercayai bahwa Atlantis yang tenggelam itu terletak di dasar laut Segitiga Bermuda. Seperti yang banyak diketahui bahwa orang Atlantis peradabannya tinggi dan dikuasai oleh para Dewa yang kini berubah pemikiran tentang Alien. Nah makanya muncul juga teori bahwa Segitiga Bermuda adalah markas besar para alien di bumi. Hmmm.....


 
Artikel ini di ambil dari berbagai sumber : 
 
http://www.anehdidunia.com/2013/06/misteri-dunia-yang-paling-banyak.html,
http://pusatgratisku.blogspot.com/2013/12/misteri-benua-atlantis-dan-hilangnya-4.html, http://pusatgratisku.blogspot.com/2013/12/kaitannya-segitiga-bermuda-dengan.html, 
http://beda-dunia.blogspot.com/2013/08/beberapa-bukti-sunda-land-adalah-benua.html